SOLOBALAPAN.COM – Perseteruan antara Wakil Wali Kota Surabaya Armuji dengan Jan Hwa Diana, istri pemilik CV Sentosa Seal, kini memasuki babak baru.
Alih-alih berhasil menyelesaikan persoalan warga, Armuji justru dilaporkan ke polisi oleh pihak yang hendak ia datangi dalam inspeksi mendadak.
Awal mula kisruh ini adalah laporan dari seorang mantan karyawan CV Sentosa Seal bernama Nila Handiani.
Ia mengaku ijazahnya ditahan oleh perusahaan meskipun telah resmi mengundurkan diri.
Perusahaan tempat Nila pernah bekerja diketahui milik pasangan suami istri, Hendy dan Jan Hwa Diana.
Merespons laporan warga, Armuji pun melakukan kunjungan langsung ke kantor CV Sentosa Seal.
Namun bukannya disambut, Armuji justru ditolak berdialog oleh pemilik perusahaan.
Bahkan, Diana menuduhnya sebagai penipu dan menyarankan agar masalah ini dibawa ke ranah hukum.
Armuji tidak tinggal diam. Dalam unggahan TikTok @cakj1, ia membagikan pengalamannya saat mencoba membela Nila.
“Saya dikatakan penipu segala macam,” ucap Armuji.
Insiden tersebut terjadi pada 10 April 2025, dan sejak itu, Armuji resmi dilaporkan oleh Jan Hwa Diana ke pihak kepolisian.
Menurut Diana, Armuji telah menggiring opini publik sehingga merugikan nama baiknya.
Ia juga menyebut tak pernah mendapat undangan resmi untuk mediasi dari pihak Wakil Wali Kota.
Bahkan, Diana mengaku tidak mengenali nomor yang digunakan untuk menghubunginya.
“Apalagi ia berada di luar kota dan banyak penipuan melalui telepon,” kata Diana dalam unggahan TikTok-nya @janhwa.diana.
Sebelumnya, Diana pun sempat merespons sorotan warganet terkait tuduhan menahan ijazah melalui unggahan lain.
Bukannya meredakan suasana, unggahan itu justru makin memicu komentar negatif.
“Inget ya betizen tg terhormat … hati2 dengan jarimu. saya akan cari swmua orang yg menghina saya. ditunggu ya tanggal mainnya,” tulis Diana.
Warganet pun menanggapi situasi ini dengan kritikan tajam.
Salah satunya menyoroti sikap Diana yang tak membuka ruang dialog saat Armuji datang.
“Dicek bu CCTV. Jelas Pak Armuji ada di depan pintu gerbang. Kenapa tidak dibukain pintu dan mediasi dengan baik jika tidak ingin ada rekaman dalam perusahaan bisa minta baik-baik ke Pak Armuji,” komentar akun @Warkop & Billiard Kangen.
Sementara akun lain menambahkan, “Kalau sudah begini musuhnya tidak Pak Armuji lagi. Tapi warga Surabaya rek,” tulis @taw_cho.
Di tengah eskalasi yang terus membesar, Armuji melalui media sosial menyatakan siap menjalani proses hukum dan akan menjelaskan semua kejadian secara terbuka. (lz)

Janhwa Diana, warga Surabaya yang melaporkan Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji ke polisi meminta maaf telah membuat gaduh.
Hal ini buntut dari kasus dugaan pencemaran nama baik yang ia layangkan setelah Armuji mengunggah video saat sidak di salah satu perusahaan di wilayah Margomulyo, Surabaya.
“Saya minta maaf buat gaduh satu Surabaya,” kata Diana saat ditemui di salah satu resto di Surabaya, Jumat (11/4).
Diana menjelaskan, peristiwa ini bermula saat dirinya mendapat telepon dari nomor yang tidak ia kenal.
Saat diangkat, rupanya nomor yang ditelepon tersebut menyebutkan bahwa dirinya Wawalkot Surabaya.
“Kalau misalnya dapat telepon nomor tidak dikenal, ngomongnya kasar. Kenapa ada bunyi tit, karena saya dikatai ‘matamu asu’. Reaksi pertama kali pastinya kaget ini siapa. ‘Hallo, saya ini wawali’, saya bilang ‘kenapa pak?’ Saya perjalanan pulang dari luar kota, dari Jakarta. Kita berhenti di rest area saat itu, ‘Saya mau ketemu, (kata Armuji)’. Saya waktu diomongi gitu takut,” jelasnya.
“Kita ini pengusaha, nomor telepon diketahui banyak orang. Namanya instansi resmi pasti kasih surat, undangan, klarifikasi ke kantornya. Kalau tiba-tiba ditelepon tanpa ada surat pemberitahuan, dibentak-bentak, reaksi saya nggak balas (bentak),” lanjutnya.
Dalam percakapan telepon itu, Armuji meminta ijazah seorang karyawan yang ditahan perusahaan untuk segera diserahkan.
Diana pun menyebut bahwa orang yang ada di telepon tersebut adalah penipu. Ia pun langsung menutup telepon tersebut.
“Alasannya ‘ijazahnya warga Surabaya mana? (kata Armuji). Saya jawab, ‘Pak, saya nggak tahu bapak, kalau bapak ada masalah sama saya, kita ketemu di kantor polisi saja’. Saya juga nggak marah, nggak apa, itu reaksi wajar orang tiba-tiba ditelepon, nggak ketemu muka,” terangnya.
Usai menutup telepon itu, suami Diana menyampaikan bahwa dia juga ditelepon oleh seseorang dan langsung menutup telepon tersebut.
“Suami cerita, dia sebelumnya sudah telepon suami pakai nomor tulisan N. Penipu ada nama instansi foto. Waktu dia ngomel-ngomel dia diam saja, ditutup (telepon),” katanya.
“Bukan kita menghina, nggak. Saya nggak ada masalah apa-apa, nggak nyenggol orang, nggak ngerti apa-apa,” tambah dia.
Keesokan harinya, anak Diana mengatakan bahwa orang di telepon tersebut merupakan benar Armuji.
“Saya pulang, besok kerja biasa. Di rumah tiba-tiba anak saya sekolah pulang jam 15.00 WIB ngasih tahu, saya bilang biarin. Ternyata ini Pak Armuji, kaget saya. Ya weslah nanti kalau mau ketemu pasti kirim surat,” ucapnya.
Diana menyayangkan tindakan Armuji yang tiba-tiba menelepon dirinya meminta untuk bertemu tanpa disertai surat pemanggilan sebelumnya.
“Menurut saya, saya seorang bisnis, kalau memang itu dari instansi pemerintah, pasti kasih surat dulu dari kantor wali kota mau mengadakan pertemuan mediasi. Ini nggak mediasi loh. Saya ini korban,” ungkapnya.
Sebelumnya, Armuji, dilaporkan ke Polda Jawa Timur (Jatim) atas dugaan pencemaran nama baik. Hal ini setelah ia melakukan sidang di sebuah pabrik di wilayah Margomulyo, Surabaya.
Armuji menjelaskan, peristiwa ini bermula saat ada salah seorang pegawai yang telah resign di sebuah perusahaan di wilayah Margomulyo, Surabaya. Namun, ia mengaku ijazahnya masih ditahan oleh perusahaan tersebut usai resign.
“Akhirnya lapor ke saya. Aturan UU sudah jelas, perusahaan tidak boleh menahan ijazah, di mana sudah tidak bekerja di tempat itu,” kata Armuji saat dikonfirmasi, Jumat (11/4).
Mendapat laporan itu, Armuji melakukan sidak di perusahaan di Margomulyo tersebut pada Rabu (9/4).
Saat tiba di lokasi, perusahaan tersebut dalam keadaan tertutup rapat. Armuji mencoba mengetuk dan memanggil orang yang ada di dalam perusahaan tersebut, namun tidak ada respons sama sekali.
Armuji pun lalu mencoba menelepon pemilik perusahaan tersebut dengan loudspeaker agar bermaksud beberapa pihak mendengar jawabannya. Armuji juga merekam telepon tersebut dan diunggah di akun sosial medianya.
“Saya datang baik-baik, saya tok-tok, saya telepon, mereka tidak mau bukakan pintu. Anak buah saya, saya suruh telepon dan di speaker agar tahu,” katanya.
Saat di percakapan telepon itu, Armuji malah dituduh sebagai penipu oleh pemilik perusahaan tersebut.
“Dia menuduh saya seorang penipu. Dengan begitu saya ngomong, saya itu datang dengan baik-baik, tolong dibukakan pintunya, kita bicara di dalam. Dia tidak mau, ngomel dan macam-macam. Ya sudah,” ungkapnya.
“Saya ngomong, kenapa setiap orang sidak ke tempat mereka selalu tidak dibukakan. Saya kan ngomong, kemungkinan, mungkin di dalamnya ada narkobanya atau bagaimana. Saya bilangnya kemungkinan,” lanjutnya.
Keesokan harinya pada Kamis (10/4), pihak pemilik perusahaan ternyata melaporkan Armuji ke Polda Jatim atas dugaan pencemaran nama baik.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto, membenarkan bahwa pihaknya mendapat laporan tersebut. Laporan itu dilayangkan oleh seorang perempuan.
“Benar ada laporan. Masih di dalami oleh direktorat siber Polda Jatim,” kata Dirmanto.
