Siapa yang nggak kenal Mozart? Buat penyuka musik-musik klasik pasti nama Mozart sudah tidak asing lagi didengar, bahkan untuk orang awam sekalipun. Wolfgang Amadeus Mozart, seorang komposer jenius yang meninggalkan dunia dengan sebuah karya terakhir yang begitu menyentuh, yaitu requiem dalam D minor (KV 626). Bagian paling terkenal dari karya ini adalah Lacrimosa, sebuah musik yang bisa bikin siapa saja yang mendengarnya langsung merinding. Uniknya, Mozart menulis bagian ini ketika dirinya sudah berada di ambang kematian, seolah-olah ia tengah menggubah lagu untuk pemakamannya sendiri.
Lacrimosa sendiri tercipta atas permintaan khusus dari seorang utusan misterius, yang datang untuk memesan sebuah Requiem untuk mengenang istri seorang bangsawan bernama Count Franz von Walsegg. Mozart yang saat itu sedang sakit parah pun merasa bahwa Requiem yang Ia tulis itu justru untuk dirinya sendiri. Dengan semakin memburuknya kondisi kesehatannya, perasaan sedih yang dirasakan semakin kuat, membuat musik ini terasa begitu sedih. Sayangnya, Mozart meninggal sebelum menyelesaikan komposisi Requiem ini.
Bagian Lacrimosa sendiri hanya sampai baris kedelapan, membuatnya begitu singkat tapi sarat akan kesedihan dan luka. Menjadikan lagu ini sebagai salah satu lagu klasik paling favorit yang saya dengarkan ketika sedih.
Lacrimosa sampai sekarang masih sering digunakan dalam film, seperti Amadeus (1984), The Tree of Life (2011), hingga Schindler’s List (1993). Lacrimosa menjadi bukti betapa musik bisa menangkap emosi terdalam manusia, baik itu kesedihan, kehilangan, luka, bahkan kematian itu sendiri.