Laporan bertajuk Future of Jobs Report 2025 itu menemukan, 41 persen perusahaan berpikir perlu mengurangi tenaga kerja dalam lima tahun ke depan, pada 2030.
Dilansir Fortune, Kamis (16/1/2025), mereka memperkirakan, akan ada sekelompok pekerja dengan keterampilan atau peran yang usang karena AI.
Dengan kata lain, perusahaan berencana mengganti pekerja dengan chatbot, otomatisasi, dan teknologi lain yang mampu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dengan biaya lebih rendah.
Pekerjaan yang mengalami penurunan karena AI pada 2030
Berdasarkan prediksi yang disampaikan para responden, selama periode 2025-2030, lahir dan matinya pekerjaan akibat transformasi pasar tenaga kerja struktural akan mencapai 22 persen dari total pekerjaan saat ini.
Merujuk survei tersebut, diperkirakan akan ada 14 persen dari total lapangan pekerjaan saat ini atau sekitar 170 juta pekerjaan baru yang tercipta.
Namun, 8 persen atau sekitar 92 juta pekerjaan lainnya akan hilang, menyisakan pertumbuhan bersih 78 juta pekerjaan atau sekitar 7 persen dari total pekerjaan saat ini.
Lima tahun mendatang, pekerjaan yang berhubungan dengan tata usaha dan kesekretariatan, termasuk kasir dan sekretaris, diprediksi akan mengalami penurunan terbesar.
Demikian pula, survei memperkirakan pekerjaan yang paling cepat menurun akan mencakup petugas layanan pos, teller bank, dan petugas entri data.
Pekerjaan yang berpotensi mengalami penurunan imbas perkembangan AI dalam kurun waktu 2025-2030 selengkapnya meliputi:
Petugas Layanan Pos
Teller Bank dan petugas terkait
Petugas Entri Data (Data Entry)
Kasir dan Petugas Tiket
Asisten Administrasi dan Sekretaris Eksekutif
Pekerja Percetakan dan perdagangan terkait
Petugas Akuntansi, Pembukuan, dan Penggajian (Payroll)
Petugas Pencatatan Material dan Penyimpanan Stok
Petugas Transportasi dan Kondektur
Pekerja Penjualan dari Pintu ke Pintu (Door to Door Sales), Penjual Koran, Pedagang Kaki Lima, dan pekerja terkait
Desainer Grafis
Penyesuai Klaim, Pemeriksa, dan Penyelidik
Petugas Hukum (Legal Officials)
Sekretaris Hukum
Tenaga Pemasaran Jarak Jauh (Telemarketer).
Pekerjaan yang berkembang pesat karena AI
Namun, tidak semua pekerja berpotensi akan disingkirkan oleh perusahaan dan digantikan dengan kecerdasan artifisial.
Sebagian besar pengusaha, yakni 51 persen, bermaksud untuk mengalihkan staf dari peran yang hampir punah ke peran yang sedang berkembang.
Perkembangan AI dinilai menjadi tugas baru yang akan membutuhkan banyak pekerja untuk meningkatkan keterampilan agar tetap relevan.
Itulah sebabnya, masa depan tampak cerah bagi pekerja yang sudah memiliki keterampilan kecerdasan buatan.
Total 60 persen pengusaha yang disurvei juga berencana untuk merekrut staf baru dengan keterampilan yang dibutuhkan ini.
Sekitar 77 persen perusahaan pun mengaku akan fokus pada pelatihan ulang dan peningkatan kemampuan pekerja untuk mengimbangi teknologi pada 2025-2030.
Artinya, pekerja tidak akan selalu digantikan oleh AI, tetapi akan diajari bagaimana cara bekerja berdampingan dengan teknologi ini.
Berikut beberapa pekerjaan yang diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan tercepat pada 2025-2030:
Spesialis Data Besar (Big Data)
Insinyur Teknologi Finansial (FinTech Engineers)
Spesialis AI dan Pembelajaran Mesin
Pengembang Perangkat Lunak dan Aplikasi
Spesialis Manajemen Keamanan
Spesialis Pergudangan Data
Spesialis Kendaraan Otonom dan Listrik
Desainer UI dan UX
Pengemudi Truk Ringan atau Layanan Pengiriman
Spesialis Internet of Things
Analis Data dan Ilmuwan
Insinyur Lingkungan
Analis Keamanan Informasi
Insinyur DevOps
Insinyur Energi Terbarukan.
Laporan WEF turut menggemakan sejumlah penelitian yang telah memperingatkan pekerja bahwa mereka tidak akan digantikan dengan teknologi, tetapi oleh pekerja lain yang paham AI.