Diperintah Hercules, Razman Peringatkan Dedi Mulyadi Jangan Pernah Usik GRIB Jaya

Quote:

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA– Razman Arif Nasution selaku Juru Bicara (Jubir) Ketum Grib Jaya, Hercules memperingatkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi agar tidak mengusik Grib Jaya.

Hal tersebut disampaikan Razman yang didampingi Ketua DPD Grib Jaya Sumut, Samsul Tarigan dalam jumpa pers yang digelar di Kota Medan, Sumatera Utara pada Selasa (22/4/2025).

Konferensi pers yang terekam video dan diunggahnya lewat instagram pribadinya @razmannasution71 pada Rabu (23/4/2025) itu merekam pernyataan tegas Razman.

Dalam tayangan lebih dari setengah jam itu Razman awalnya meluruskan pemberitaan negatif yang beredar terkait kasus yang menyeret kader DPC GRIB Jaya Kota Depok.

Pemberitaan negatif itu yang menurutnya sangat menyudutkan Grib Jaya itu berawal dari pernyataan Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi dinilainya mendiskreditkan citra Grib Jaya di mata publik.

Hal itu katanya melampaui batas Dedi Mulyadi sebagai seorang pejabat publik.

“Saya hadir di Medan untuk meluruskan dan meng-counter informasi yang menyudutkan Ormas dan sepertinya mengarah ke Grib Jaya,” tegas Razman.

Quote:

Dedi Mulyadi dinilainya sangat sinis terhadap ormas, khususnya Grib Jaya.

Ketua Bidang Komunikasi Publik Grib Jaya itu pun menilai Dedi Mulyadi sudah melampaui kewenangan sebagai seorang Gubernur Jawa Barat.

“Penangkapannya tidak kita persoalkan. Tapi, kita sesalkan pernyataan kepala daerah seolah-olah sangat sinis terhadap Ormas,” ujar Razman.

“Atas pesan bapak Ketum, meminta kepada Bapak Dedi Mulyadi selaku Gubernur Jabar untuk bekerja sesuai dengan Tupoksi selaku Pamong Praja,” sambungnya.

“Yang perlu diingat, kewenangan masalah hukum ada di kepolisian. Kalau ada kegaduhan, ada masalah oleh kader-kader Ormas termasuk Grib, jika itu melanggar hukum, kami persilakan pijak berwajib memprosesnya,” tegasnya.

Razman menegaskan, Grib Jaya Jabar akan mendukung penuh pihak Kepolisian dan tidak akan mengintervensi masalah hukum yang menyeret kadernya tersebut.

Atas hal tersebut, sesuai dengan pesan dan arahan Hercules, Razman melayangkan ultimatum kepada Dedi Mulyadi.

“Kang Dedi, pesan Ketua Umum kami, kami tidak pernah ganggu anda, ormas lain juga tidak pernah ganggu anda,” ungkap Razman.

“Jadi jangan ganggu ormas! dan jangan ganggu kami!” tegasnya.

Razman mengungkapkan alasan ultimatum dilayangkan agar Dedi Mulyadi tidak memicu kekacauan yang bakal terjadi.

“Ini murni peringatan agar tidak terjadi kekacauan yang (dipicu) karena anda!” tegas Razman dengan anda tinggi.

“Karena ada kata-kata anda, jangan sampai berpotensi menjadi konflik!” tambahnya.

“Kalau bicara Ketua Umum kami Pak Hercules, kami sudah sangat paham. Jadi Kang Dedi, Pak Dedi, ini tolong sudah dikomentari (Hercules),” jelasnya.

Quote:

Peringatan keras yang disampaikan Razman merujuk pernyataan Dedi Mulyadi ketika meninjau langsung lokasi penyerangan polisi di Kampung Baru, Harjamukti, Cimanggis, Depok pada Selasa (22/4/2025).

Dalam kunjungannya, Dedi Mulyadi menyayangkan aksi kekerasan tersebut.

Dirinya menegaskan pentingnya menjaga ketertiban serta menghormati aparat penegak hukum dalam menjalankan tugasnya.

Dedi Mulyadi menyampaikan bahwa peristiwa pembakaran mobil polisi itu sangat disayangkan dan tidak seharusnya terjadi dalam masyarakat yang menjunjung tinggi hukum dan kedamaian.

Pria yang akrab disapa Kang Dedi itu pun menegaskan negara tak boleh kalah oleh aksi premanisme yang dilakukan oleh siapa pun.

Hal ini disampaikan Dedi merespons aksi pembakaran mobil polisi dan pengeroyokan anggota Satreskrim Polres Depok di Harjamukti, Cimanggis, Depok, Jumat (18/4/2025).

Quote:

Karena kita bicara premanisme bukan kelembagaannya, maka tindakan-tindakan premanisme yang dilakukan oleh siapa pun dan atas nama apa pun harus dilawan oleh negara,” kata Dedi saat ditemui di Harjamukti, Cimanggis, Depok pada Selasa (22/4/2025).

Dedi mengatakan, aksi pembakaran mobil dan pengeroyokan polisi ini harus difokuskan pada perbuatan pelaku, bukan organisasi yang melekat ke para tersangka.

Sebab, menurutnya, unsur premanisme menjadi tanggung jawab masing-masing individu di hadapan hukum.

Oleh karenanya, kata Dedi, jika ada anggota ormas yang melanggar hukum, pelaku hendaknya dipecat dari organisasi.  

“Selama bahwa itu tindakannya perorangan, bukan kelembagaan, maka yang bertanggung jawab adalah tanggung jawab perorangan, bukan kelembagaan,” terang Dedi.

Terkait insiden tersebut, dirinya mengajak semua pihak untuk menahan diri dan mempercayakan penanganan kasus tersebut kepada aparat kepolisian yang telah menangkap dua tersangka pelaku pembakaran.

Lebih lanjut, Kang Dedi menekankan perlunya peningkatan komunikasi dan koordinasi antara aparat keamanan dengan masyarakat agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Ia juga berharap proses hukum berjalan dengan adil dan transparan sehingga kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum tetap terjaga.

Dalam kesempatan yang sama, ia mengingatkan pentingnya peran serta seluruh elemen masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban umum demi terciptanya lingkungan yang aman dan kondusif bagi semua warga.

Quote:

Sebelum kasus penyerangan polisi terjadi, perseteruan antara Dedi Mulyadi dengan Grib Jaya sudah berlansung.

Adalah Ketua Ormas GRIB Jaya Jabar, Gabryel Alexander Etwiorry yang secara lantang mengkritik Dedi Mulyadi karena dianggap memperburuk citra ormas di masyarakat.

Gabryel Alexander Etwiorry mengatakan ucapan Dedi Mulyadi soal premanisme menyesatkan hingga membuat stigma ormas jelek di mata publik.

Gabryel mengatakan ormas GRIB Jaya punya AD/ART dan berbadan hukum.

Menurut Gabryel, yang perlu diberantas adalah oknum.

Gabryel Alexander kemudian meminta agar Dedi Mulyadi juga membentuk Satgas Antipreman di birokrasi atau internal pemerintahan Jawa Barat.

Menurut Gabryel, Dedi juga harus adil melakukan pemberantasan praktik premanisme di internal pemerintahannya sendiri. 

Atas hal tersebut, Gabryel pun menantang Dedi Mulyadi untuk berdebat terkait ormas serta pembentukan Satuan Tugas Pemberantasan Premanisme.

Quote:

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan tidak akan menanggapi tantangan diskusi orang per orang.

Merespons hal ini, Dedi Mulyadi menyebut bahwa saat ini dirinya tengah fokus bekerja menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat Jawa Barat.

Menurut Dedi, ia tidak bisa menangani permasalahan perseorangan satu per satu.

“Rakyat Jawa Barat itu banyak. Tugas saya hari ini adalah bekerja untuk rakyat,” ungkap Dedi Mulyadi di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (16/4/2025).

“Kalau setiap orang harus ditangani satu-satu, habis energi kita untuk meladeni orang ngomong,” lanjut dia.

Politisi Gerindra itu menerangkan, ia bertugas menyelesaikan masalah yang dihadapi rakyat serta menjamin kesejahteraan mereka.

“Tugas kita ini adalah mewujudkan apa yang menjadi mimpi rakyat,” katanya.

Lebih lanjut, Dedi Mulyadi pun enggan ambil pusing atas berbagai tudingan di media sosial terkait kinerja dan kebijakannya.

“Kalau ada orang yang mengajak berbagai hal di media sosial, yang melayani-nya cukup netizen, enggak usah saya,” katanya.

sumber


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *