

Masalah ini mencuat minggu lalu ketika Connor Hayes, wakil presiden untuk AI generatif Meta, mengatakan kepada Financial Times bahwa perusahaan tersebut mengharapkan pengguna AI buatannya muncul di platformnya dengan cara yang sama seperti akun manusia. “Mereka akan memiliki biodata dan gambar profil serta dapat membuat dan berbagi konten yang didukung oleh AI di platform tersebut… di situlah kami melihat semua ini terjadi.”
Khususnya, ada “Liv,” akun Meta AI yang memiliki bio yang menggambarkan dirinya sebagai “Ibu kulit hitam queer yang bangga dengan 2 anak & pencerita kebenaran,” dan memberi tahu kolumnis Washington Post Karen Attiah bahwa Liv tidak memiliki kreator kulit hitam — bot tersebut mengatakan bahwa bot tersebut dibuat oleh “10 pria kulit putih, 1 wanita kulit putih, dan 1 pria Asia,” menurut tangkapan layar yang diunggah di Bluesky. Profil Liv menyertakan label yang bertuliskan “AI dikelola oleh Meta,” dan semua foto Liv — potret “anak-anak” Liv yang sedang bermain di pantai, foto close-up kue Natal yang dihias dengan buruk — berisi tanda air kecil yang mengidentifikasi foto-foto tersebut sebagai hasil karya AI.
Tidak lama setelah reaksi keras terhadap akun-akun ini mulai merebak pada hari Jumat, Meta mulai menutupnya. 404 Media melaporkan sejumlah profil AI di Facebook dan Instagram, dengan mencatat bahwa hampir semuanya telah “berhenti memposting 10 bulan lalu setelah pengguna hampir secara universal mengabaikannya,” sementara yang lain telah dihapus seluruhnya. Yang tersisa, seperti “Liv,” telah mempertahankan fitur obrolan mereka meskipun tampak tidak aktif. Setelah artikel itu dimuat, juru bicara Meta, Liz Sweeney, menghubungi 404 untuk menjelaskan bahwa akun yang diluncurkan pada tahun 2023 hanyalah balon percobaan dan tidak mencerminkan “pengguna” masa depan yang dihasilkan AI yang dibayangkan perusahaan. “Ini dikelola oleh manusia dan merupakan bagian dari eksperimen awal yang kami lakukan dengan karakter AI,” katanya .
Ngeri Kali, Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto memecat dengan tidak hormat 31 anggotanya akibat memalukan Lembaga Kepolisian RI.
Ketika diminta keterangan, ia membenarkan infromasi tersebut. “Jumlah anggota yang di-PTDH di Desember 2024 sebanyak 31 orang. Dengan rincian 5 orang anggota Satker Mapolda dan 26 anggota Satker jajaran Polres Polda Metro Jaya,” kata Irjen Karyoto dalam keterangannya, Jumat (3/1/2025).
Terjaring Kasus Yang Memberatkan
Ia menambahkan 31 anggota yang dipecat terbukti menggunakan narkoba dan terlibat hubungan penyimpangan yaitu sesama jenis. Upacara PTDH (Pemberhentian Dengan Tidak Hormat) berlangusng pada 2 Januari 2025.
“Antara lain 8 orang terkait kasus penyalahgunaan narkoba, 15 orang kasus Disersi, 1 orang kasus Tindak pidana penggelapan atau penipuan, 4 orang kasus perselingkuhan, 2 orang kasus nikah siri dan 1 orang terlibat LGBT,” ujarnya.
“Saya kembali mengingatkan bahwa sudah banyak anak muda yang dilantik menjadi anggota Polri dan membuat kebanggaan bagi keluarga. Tidak semua dapat lolos seleksi menjadi anggota Polri, dan ingatlah itu adalah sebuah perjuangan,” tambahnya.
Ia kemudian mengajak semua komandan dan kepala satuan untuk lebih intens lakukan pengawasan terhadap bawahan.
“Para komandan dan atasan laksanakan fungsi pembinaan terhadap anggotanya masing-masing, lakukan Waskat (pengawasan melekat) dan Wasdal (pengawasan dan pengendalian) secara maksimal. Kita semua beragama, oleh karena itu saya mengingatkan kembali bahwa ikuti syariat agama masing-masing untuk menjadi alat kontrol bagi diri kita dalam membedakan apa yang baik dan buruk,” tegasnya.
“Peristiwa hari ini menjadi pembelajaran bagi kita semua, agar jangan terulang kembali. Jangan sakiti dirimu dan jangan sakiti keluargamu,” imbuhnya.
sumber gambar : metro.sindonews.com
sumber informasi : detik.com
1. Freedom Wars: Remastered
2. Crow Watch
3. Star Wars Episode I: Jedi Power Battles
4. Cookventure
5. Phantom Brave: The Lost Hero
6. Date Everything!
7. The Legend of Heroes: Trails Through Daybreak 2
8. Yu-Gi-Oh! Early Days Collection
9. Donkey Kong Country Returns HD
10. Sid Meier’s Civilization VII
11. Guilty Gear Strive
12. Amber Island
13. Tales of Graces f Remastered
14. Tomb Raider IV–VI Remastered
15. Bleach: Rebirth of Souls
16. At Your Tail
17. Tales of the Shire: A Lord of the Rings Game
18. Xenoblade Chronicles X: Definitive Edition
19. Suikoden I&II HD Remaster
20. Football Manager 2025
The Talented Mr. Ripley(1999) bukan hanya sekadar film thriller psikologis. Ini adalah eksplorasi mendalam tentang identitas, obsesi, dan sejauh mana seseorang bisa pergi untuk melarikan diri dari kehidupan yang menurutnya tidak layak.
Tokoh utamanya, Tom Ripley, yang diperankan oleh Matt Damon, sangat menarik—relatable namun sekaligus mengganggu. Dia adalah seorang outsider, yang terus berusaha untuk masuk ke dalam dunia orang kaya dan terhormat yang dia rasa tidak pantas dia masuki. Keinginan untuk melarikan diri dari kehidupan yang biasa saja menjadi pemicu kehancurannya.
Apa yang membuat karakter Tom begitu menarik adalah kemampuan beradaptasinya. Dia tidak sepenuhnya jahat, tapi lingkungan sekitar membentuknya. Melihat perubahannya, dari seseorang yang hanya ingin hidup lebih baik, hingga menjadi orang yang rela melakukan apa saja untuk mencapainya, sungguh memikat dan tragis.
Film ini memainkan konsep tentang identitas—sejauh mana kita mendefinisikan diri kita oleh orang lain di sekitar kita? Kekaguman Tom terhadap Dickie Greenleaf (diperankan oleh Jude Law) lebih dari sekadar kekaguman biasa; itu menjadi obsesi. Dickie mewakili semua yang diinginkan Tom, namun tidak bisa dia miliki. Keinginan ini berkembang hingga titik di mana Tom rela mengambil alih identitas Dickie.
Hubungan Tom dan Dickie sangat kompleks dan penuh lapisan. Ada kekaguman, kecemburuan, dan kebutuhan yang mendalam untuk diterima. Apa yang dimulai sebagai persahabatan perlahan terungkap, menunjukkan betapa rapuhnya hubungan yang dibangun di atas kebohongan.
Salah satu tema yang paling menonjol dalam film ini adalah kesepian yang dialami Tom. Meskipun dia selalu berusaha untuk mengelabui orang lain, ada kerinduan yang tulus untuk berhubungan. Sayangnya, dia tidak bisa membentuk hubungan yang autentik karena dia selalu bersembunyi di balik topeng.
Pacing film ini sangat lambat dan penuh perhitungan, memungkinkan ketegangan berkembang secara alami. Kita nggak pernah tahu apa yang akan Tom lakukan selanjutnya, dan ketakutan akan tindakannya selalu menghantui setiap adegan. Ini adalah contoh sempurna dari ketegangan dan cerita yang didorong oleh karakter.
Pemeran pendukung, termasuk Gwyneth Paltrow sebagai Marge dan Cate Blanchett sebagai Meredith, juga luar biasa. Mereka memerankan karakter yang tidak sadar dengan sifat asli Tom. Hubungan mereka dengan Tom menunjukkan betapa Tom bisa menipu, namun juga harga yang harus dia bayar untuk mempertahankan kebohongannya.
Apa yang luar biasa adalah, The Talented Mr. Ripley tidak hanya mengandalkan sensasi atau kekerasan. Film ini lebih dari sekadar kejahatan—ini tentang beban psikologis dari hidup dalam kebohongan. Teror yang sesungguhnya terletak di dalam pikiran Tom Ripley dan kehancurannya sebagai manusia, bukan hanya pada perbuatannya.
Pada akhirnya, The Talented Mr. Ripley meninggalkan pertanyaan mendalam: Bisakah seseorang benar-benar melarikan diri dari siapa dirinya, atau apakah tidak mungkin untuk menghindari konsekuensi dari tindakan mereka? Ini adalah film yang menggugah pikiran dan akan terus terngiang setelah film berakhir.
Film ini bukan hanya untuk penggemar thriller, tapi juga bagi siapa saja yang tertarik pada sisi gelap sifat manusia. Sebuah perjalanan mendalam tentang harga ambisi, penipuan diri, dan pencarian untuk diterima.
—
source: pengalaman pribadi
Hadiah Tahun Baru yang Luar Biasa! Anggota DPRD Depok Ditetapkan sebagai Tersangka dalam Kasus Pencabulan Anak Umur 15 Tahun
Pelecehan seksual masih sering terjadi di Indonesia, dan ini sangat menyedihkan. Banyak orang yang tidak menyadari betapa seriusnya masalah ini, terutama ketika yang menjadi korban adalah anak-anak yang masih di bawah umur. Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya untuk meningkatkan kesadaran dan perlindungan terhadap anak-anak.
Ketika anak-anak menjadi korban, dampaknya bisa sangat merusak bagi mereka. Mereka tidak hanya kehilangan rasa aman, tetapi juga bisa mengalami trauma yang berkepanjangan. Oleh karena itu, kita semua perlu berperan aktif dalam mencegah tindakan pelecehan ini dan memberikan dukungan kepada korban.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan keterampilan dan pengetahuan yang tepat dari semua pihak, termasuk orang tua, guru, dan masyarakat. Dengan meningkatkan pemahaman tentang pelecehan seksual dan cara mencegahnya, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak agar peristiwa yang mengerikan tidak sampai terjadi pada mereka.
Tanggapan mengenai penetapan tersangka dalam kasus pencabulan ini diungkapkan oleh kuasa hukum korban, Sahat Farida. Ia menganggap bahwa keputusan ini adalah sebuah hadiah yang sangat berarti untuk menyambut tahun baru.
Pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa di Indonesia, tidak ada yang kebal hukum. Setiap orang yang melakukan kesalahan atau terlibat dalam tindak pidana akan tetap dihadapkan pada konsekuensi hukum yang berlaku.
Diharapkan, pelaku dapat dihukum dengan seberat-beratnya sesuai dengan perbuatan keji yang telah dilakukannya, agar keadilan dapat ditegakkan.
Sumber Tulisan dan Gambar:
Sumber Gambar Judul:
Musik Cadas tapi Viral! Vokalis Band Hardcore Minta Maaf setelah Dikecam Netizen soal Tendang Kepala Penonton
Sekarang zamannya internet, zamannya medsos atau apalah itu, jadi semua perkara bakal ditanggapi secara umum, karena yang melihat bukanlah orang dari satu golongan saja. Misal kemarin ada pemuka agama yang berkelakar ke penjual es teh keliling di tempat pengajian, tanpa memungkiri itu adalah merupakan perbuatan buruk, namun kelakar seperti itu sebenarnya cukup lazim di eranya sebelum internet merebak di Indonesia.
Kalau kemarin tentang pak ustaz tersohor yang akhirnya bermasalah dengan omongannya, kini ada lagi nih gansist. Dikabarkan seorang vokalis band hardcore ‘Detective’ asal Bogor terekam nendangin penonton di konser musiknya. Dalam video sih kayaknya penontonnya juga nggak ngaruh dengan sikap vokalis cewek tersebut, namun gara-gara terlanjur viral dan menuai kecaman banyak netizen, Diva atau Cimeng nama vokalis itu sekarang minta maaf lewat Instagram-nya.
“Mohon maaf atas kesalahan aku, untuk kejadian yang sudah ramai dibicarakan aku mengaku salah,” tulisnya, dikutip dari media pojoksatu, (30/12).
Mungkin ini sebuah gambaran untuk kita dalam dunia ini sekarang, apa-apa harus dipikirkan dulu akibatnya, karena yang melihat kita belum tentu sama sepemikiran atau satu komunitas dengan kita. Bayangin, hardcore lho ini, macam peminat metal dan punk, yang identik dengan moshing dan pogo…bisa-bisanya jadi viral
Mungkin juga menunjukkan bahwa era globalisasi yang sudah didengung-dengungkan sejak zaman rezim Soeharto telah sampai pada puncaknya. Dimana proses integrasi semuanya sudah terdampak, nggak ada lagi yang eksklusif, semuanya akan umum pada akhirnya.
Jadi ingat zaman dulu sekitar tahun 2006an, di komunitas punk ramai ribut antara 2 grup band punk dengan paling banyak pengikutnya, yang satu mengikuti perkembangan zaman dengan masuk tivi vs band yang ngotot anti media, anti kemapanan ala-ala punk (padahal dedengkot punk sendiri, Sex Pistols pun ngartis).
Yang satu berpendapat kalau punk terutama yang di Indonesia ada dua, punk idealis dan street punk, yang satunya lagi menyanggah agar punk janganlah dikotomi. Pokoknya rame lah waktu itu, dan untuk sekarang sepertinya nggak akan bisa terulang kembali. Musik bisa saja cadas, tapi ideologinya nggak cadas.
Seperti diungkapkan diatas, dunia sekarang berubah, berarti kita harus menyesuaikan secara umum. Peristiwa tersebut bisa jadi pembelajaran untuk kita semua dalam bertindak. Semuanya perbuatan kita bisa saja jadi viral, mending kalau viralnya tentang sesuatu yang baik, jika yang viral adalah sesuatu yang dianggap buruk oleh masyarakat, maka itu berabe jadinya.
Sumber Tulisan dan Gambar:
Nggak ngikutin lagi, mungkin sekarang ributnya punk rapi vs punk kumel