

Tapi tahu nggak sih yang lebih parah daripada orang bodoh? Orang yang nggak sadar kalau dia bodoh. Ya, gue juga bodoh, makanya gue nggak mau berhenti belajar. Karena momen lo berhenti berpikir kritis dan ngerasa udah “pintar,” itu adalah awal kehancuran lo.
So, buat lo yang ngerasa bodoh, santai aja, bro. Nggak masalah kok kita bodoh, asal kita sadar dan mau belajar. Tapi kalau lo bodoh dan merasa udah pinter? Wah, itu sih tamat riwayat. Jadi, penting banget buat kita ngerti kenapa Indonesia bisa dibilang “bodoh” dan gimana caranya kita bisa jadi lebih pinter. Gue nggak mau lagi cuma bahas bisnis doang. Buat apa ngajarin bisnis kalau orang nggak diajarin cara berpikir? Kayak ngasih ikan ke orang lapar, tapi nggak ngajarin cara mancing.
Kata kuncinya cuma satu, coy: literasi. Ini hal yang dulu gue remehin, tapi ternyata literasi tuh penting banget. Literasi itu bukan cuma sekadar lo bisa baca, nulis, atau dengerin. Literasi itu kemampuan buat ngerti, menganalisis, dan bikin keputusan yang kritis di kehidupan sehari-hari. UNESCO sama World Bank aja bilang literasi itu faktor paling penting buat kesuksesan seseorang.
Masalahnya, Indonesia tuh nggak krisis di basic literacy—kayak baca, nulis, dengerin. Itu kita masih oke, kok. Yang krisis tuh functional literacy. Yang kayak berpikir kritis, problem solving, komunikasi, bahkan literasi finansial.
Kenapa bisa separah ini? Ya, banyak faktor. Mulai dari sistem pendidikan, kemiskinan, budaya takut salah, sampe kebiasaan kita yang lebih milih dumb fun. Lo tahu kan scrolling TikTok seharian, ketawa bentar, terus lupa? Ya, itu salah satunya.
Tapi intinya gini, kalau kita mau Indonesia lebih pinter, kita harus mulai bertanya “Kenapa?” Sesimpel itu. Pertanyaan “kenapa” adalah kunci buat ngasah otak lo jadi lebih kritis. Jangan telan mentah-mentah semua info yang lo dapet. Kalau ada sesuatu yang menurut lo bener atau salah, coba tanya “kenapa” dulu.
Gue stop dulu sampai sini. Kalau lo mau lanjut atau ada bagian spesifik yang mau gue bahas lebih detail, tinggal bilang aja, bro. Let’s discuss!
Nah, baru-baru ini, situs sociable.co ngasih analisis soal 5 tren besar yang bakal mendominasi industri game di 2025. Yuk, kita bahas satu-satu dengan gaya santai ala forum Kaskus!
1. Produk yang Fokus pada Kenyamanan dan Kesehatan Gamer
2. Perangkat VR/AR Jadi Keperluan Wajib
3. Gaming Jadi Lebih Inklusif untuk Semua Orang
4. Cloud Gaming: Masa Depan Gaming yang Panas!
5. Smartphone Jadi Mesin Gaming Serbaguna
TOPIKSERU.COM– Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengakui tengah membidik sejumlah pelatih Eropa setelah memecat Shin Tae-yong (STY) dari kursi kepelatihan tim nasional Indonesia.
Dia juga mengakui salah satu pelatih yang masuk dalam daftar kandidat pelatih timnas Indonesia yang baru itu adalah mantan penyerang timnas Belanda, Patrick Kluivert.
“Kami sudah wawancara, ada tiga nama (calon pelatih baru). Dari tiga nama itu, salah satunya nama yang disebut tadi (Kluivert). Kami juga sudah wawancara asisten untuk pendamping pelatih,” kata Erick kepada para pewarta di Jakarta, Senin (6/1).
Baca berita selengkapnya
1. PlayStation 2 – Sang Legenda!
2. PlayStation 1 – Awal Segalanya
3. PlayStation 4 – Era Streaming Dimulai
4. PlayStation 5 – Masa Depan di Tanganmu
5. PlayStation 3 – Ambisi yang Sulit
6. PSP – Gaming Portable yang Nggak Ada Lawannya
7. PS Vita – Potensi Besar yang Kurang Dimanfaatkan
8. PlayStation Vita TV – Eksperimen yang Unik
BYD published a video showcasing the Yangwang U9 supercar driving unmanned while jumping over various obstacles, such as potholes filled with water and road spikes.
Yangwang is BYD’s premium electric brand, and the U9 is its second car after the off-roader U8 SUV. The U8 made headlines because it could float on water, while the U9 supercar received lots of attention thanks to its Disus X suspension and hydraulic system, which allows the car to jump or dance.
BYD’s Yangwang approaches the field of road spikes before it leaps over. Credit: BYD
BYD marketers now take this to a new level and publish a video in which Yangwang U9 drives unmanned on a test road at 120 km/h. The first obstacle it encounters is a wide, 2.5-meter-long pothole filled with water. As the EV approaches, the suspension launches the vehicle over the pothole. According to BYD, the leap is over 6 meters long.
The next obstacle is a field of road spikes with a height of about 3.5 centimeters. As in the previous case, the Disus X suspension system makes the U9 leap over it. BYD didn’t provide any other details about the test, such as what ADAS (Advanced driver-assistance system) was used. BYD previously announced ADAS cooperation with DJI or Horizon Robotics.
Yangwang U9 was launched in February 2024 for 1.68 million yuan (230,00 USD) in China. The mass production and deliveries started six months later, in August.
U9 is an all-electric supercar based on BYD’s e4 platform equipped with a Disus X suspension system. This system enables the car to drive on three wheels, dance, or jump, as shown in the latest video.
It is powered by four electric motors with a combined power of 960 kW (1,287 hp) and 1,680 Nm peak torque. It can accelerate 0-100km/h in 2.36 seconds and drag race for 400 meters in 9.78 seconds. In November 2024, Yangwang U9 achieved a 7:17.9 Nürburgring lap.
Unlike other supercars, it is not equipped with lithium nickel manganese cobalt oxides (NMC) but a cheaper lithium iron phosphate (LFP) pack. The battery capacity is 80 kWh, which is good for 465 km under CLTC conditions.
U9’s dimensions are 4966/2029/1295 mm (length/width/height), and its wheelbase is 2900 mm. Its curb weight is 2,475 kg, which is quite a lot for a supercar.
U9 features 800V architecture and can charge from 30% to 80% in 10 minutes. The supercar also supports dual charging, meaning you can plug in two independent charging guns simultaneously. That is nothing new for BYD, as their Denza D9 and N7 debuted this technology in the BYD lineup.
https://carnewschina.com/2025/01/06/…driving-video/
udah kaya mobil james bond