Utang Tersembunyi Rusia Memicu Krisis Kredit yang Mengancam

Utang Tersembunyi Rusia Memicu Krisis Kredit yang Mengancam

Moskow diam-diam menjalankan strategi dua arah untuk membiayai biaya perang yang terus meningkat. Selain anggaran pertahanan yang diawasi secara publik, Kremlin telah membentuk sistem pinjaman lunak di luar anggaran, di mana bank-bank dipaksa untuk memberikan kredit mudah kepada perusahaan sektor pertahanan guna mendanai mesin perang secara tidak resmi.

Namun, dengan meningkatnya biaya pinjaman, strategi ini kini menjadi masalah yang berpotensi berujung pada krisis besar, menurut laporan dari Davis Center

Mekanisme pendanaan alternatif ini, yang diterapkan tak lama setelah invasi ke Ukraina, telah berkembang pesat dengan volume pinjaman yang mencapai ratusan miliar dolar. Perusahaan-perusahaan yang dipaksa mengambil pinjaman ini mulai merasakan tekanan besar akibat lonjakan suku bunga yang kini mencapai dua digit.

Suku Bunga yang Mencekik

Inflasi melonjak, memaksa Bank Sentral Rusia untuk kembali memperketat kebijakan moneter pada kuartal kedua 2023. Sejak saat itu, suku bunga utama terus naik hingga mencapai rekor tertinggi 21%, membebani perusahaan-perusahaan Rusia yang selama ini lebih mengandalkan laba ditahan ketimbang kredit.

Beban utang ini kini menggerus satu dari empat rubel yang dihasilkan, menurut CEO Rostec, Sergei Chemezov. Beberapa analis memperkirakan gelombang kebangkrutan akan terjadi dalam tahun ini, meskipun ada pula yang berpendapat bahwa ekonomi Rusia lebih tangguh dari kelihatannya.

Utang Tersembunyi Rusia Memicu Krisis Kredit yang Mengancam

Sejak pertengahan 2022, skema pendanaan di luar anggaran ini telah menyebabkan lonjakan rekor dalam pinjaman korporasi, dengan total kenaikan mencapai $415 miliar. Diperkirakan sekitar $210-250 miliar (21-25 triliun rubel) adalah pinjaman wajib bagi kontraktor pertahanan, menurut Craig Kennedy, mantan bankir investasi yang kini menjadi rekan di Davis Center.

Dengan total belanja pertahanan resmi Rusia pada 2024 sebesar 10 triliun rubel, maka jumlah pinjaman terselubung ini dua kali lipat dari anggaran militer resmi—angka yang sangat signifikan.

Utang Tersembunyi Rusia Memicu Krisis Kredit yang Mengancam

Bank Sentral Berjuang Mengendalikan Inflasi

Gubernur Bank Sentral Rusia, Elvira Nabiullina, telah berupaya menekan inflasi, namun kenaikan suku bunga tampaknya tidak efektif. Pada akhir tahun lalu, ia bekerja sama dengan Kementerian Keuangan untuk menerapkan kebijakan non-moneter, termasuk pembatasan pinjaman ritel, tetapi upaya mengendalikan pinjaman korporasi kurang berhasil.

Meski pertumbuhan pinjaman korporasi melambat menjadi 0,8% pada November 2024 dari 2,3% pada Oktober, total utang korporasi tetap tinggi. Data resmi Bank Sentral menunjukkan bahwa pinjaman korporasi mencapai 86,7 triliun rubel ($852 miliar) pada November—naik 65% dari 52,6 triliun rubel pada awal perang di Februari 2022. Kennedy memperkirakan bahwa 30% dari jumlah ini terkait dengan pinjaman yang diarahkan negara untuk kontrak militer.

Sumber Pendanaan Pemerintah

Pinjaman bank kepada perusahaan pertahanan bukan satu-satunya sumber pendanaan perang Rusia. Anggaran resmi masih menjadi sumber utama, dengan pendapatan yang meningkat pada 2024.

Antara Januari-November 2024, total pendapatan negara mencapai 32,65 triliun rubel, dengan pendapatan minyak dan gas naik 25% menjadi 10,3 triliun rubel ($103 miliar), sementara pendapatan non-migas juga meningkat 25% menjadi 22,3 triliun rubel. Pendapatan dari minyak dan gas hampir cukup untuk menutupi seluruh belanja pertahanan sebesar 10,8 triliun rubel.

Untuk 2025, anggaran pertahanan direncanakan meningkat menjadi 13,5 triliun rubel (sekitar 13 miliar euro), hampir sepertiga dari total pengeluaran pemerintah.
Sumber dana lainnya adalah obligasi pemerintah OFZ yang diterbitkan Kementerian Keuangan, yang mencapai 4,5 triliun rubel pada 2024—dua kali lipat dari sebelum perang.

Selain itu, Rusia masih memiliki Dana Kesejahteraan Nasional (NWF), meskipun jumlah dana likuidnya telah menyusut sejak perang dimulai. Pada 2024, jumlah likuid NWF bahkan sedikit meningkat dari 5 triliun rubel menjadi 5,8 triliun rubel ($580 miliar), cukup untuk menutup defisit anggaran dua kali lipat.

Ancaman Krisis Perbankan?

Para analis memperingatkan bahwa lonjakan utang ini dapat memicu ketidakstabilan finansial di Rusia. Dengan mempertahankan anggaran pertahanan resmi pada level yang tampak terkendali, Kementerian Keuangan telah menyesatkan para pengamat dan meremehkan tekanan ekonomi akibat perang.

“Ketergantungan Kremlin pada pinjaman preferensial kini menyebabkan kekurangan likuiditas dan cadangan perbankan, berisiko memicu krisis kredit yang meluas,” kata laporan tersebut. “Suku bunga dan inflasi telah melonjak, dengan efek domino yang mengancam perekonomian lebih luas,” tambah Kennedy.

Pendanaan tersembunyi ini juga menghadapkan Moskow pada dilema besar: terus berperang dan berisiko menghadapi krisis kredit besar atau menghentikan perang dengan posisi ekonomi yang masih cukup kuat. Risiko ini semakin mengkhawatirkan bagi para pembuat kebijakan Rusia, yang kini mulai waspada terhadap kemungkinan krisis kredit yang bisa mengguncang stabilitas domestik dan posisi negosiasi mereka dalam perundingan damai di masa depan.

Krisis Kredit: Keuntungan bagi Ukraina?

Situasi ini memberikan peluang bagi Ukraina dan sekutunya untuk menekan Rusia dalam negosiasi. “Tekanan finansial pada Moskow telah mengubah dinamika perang, memberikan keuntungan tak terduga bagi Ukraina,” kata laporan tersebut.

Kelompok lobi bisnis besar Rusia, Serikat Industri dan Pengusaha Rusia (RSPP), telah menekan Nabiullina selama berbulan-bulan agar Bank Sentral lebih selaras dengan kebijakan pemerintah dan dunia usaha. Pada Desember, dalam langkah mengejutkan, Nabiullina akhirnya mengalah dan mempertahankan suku bunga di level 21% meskipun sebagian besar analis memperkirakan kenaikan lebih lanjut.

Sementara itu, tingkat kredit macet (NPL) tetap stabil di sekitar 4%, bahkan sedikit menurun menjadi 3,8% pada Oktober, menunjukkan bahwa perbankan dan perusahaan masih bertahan—untuk saat ini. Namun, perusahaan besar seperti 

Gazprom sudah mulai merasakan tekanan setelah harus berutang besar untuk menutupi kerugian akibat penghancuran pipa gas mereka pada 2022.

Kredit lunak ini mungkin tidak akan langsung memicu krisis, tetapi dampaknya sudah terlihat dalam bentuk inflasi yang terus meningkat. Rusia secara resmi mengalokasikan sekitar 6% dari PDB-nya untuk belanja militer, namun jika dana terselubung ini dimasukkan, jumlahnya bisa mencapai 18% dari PDB—setara dengan Ukraina. Lonjakan uang yang beredar inilah yang menjadi akar masalah inflasi, di luar kendali Bank Sentral.

Kremlin Terdesak untuk Bertindak

Pada akhir 2024, Kremlin menyadari bahwa skema pendanaan ini telah menciptakan risiko sistemik. “Semakin lama skema ini digunakan, semakin besar risiko krisis kredit yang dapat menggoyahkan stabilitas finansial Rusia dan merusak posisi negosiasi Kremlin,” kata Kennedy.

Dengan tekanan ekonomi yang meningkat, Putin mungkin harus mempertimbangkan langkah strategis: terus berperang dan menghadapi krisis finansial besar, atau mencari jalan keluar sebelum ekonomi Rusia runtuh.

The Moscow Times

Jadi singkatnya, Kalau di konoha BUMN karya dipaksa berhutang untuk pembangunan infrastruktur.

Di Rusia, perusahaan, termasuk BUMN dan swasta di sektor pertahanan, dipaksa berhutang untuk terus memproduksi senjata guna memenuhi kebutuhan perang. Ternyata sama-sama menyukai hutang.

emoticon-Hansip

Emilia Pérez (2024) | Zoe Saldaña

Emilia Pérez (2024) | Zoe Saldaña

Emilia Pérez (Latin American Spanish: [eˈmilja ˈpeɾes]) is a 2024 musical crime film written and directed by Jacques Audiard. Based on Audiard’s opera libretto of the same name, which itself was based on the 2018 novel Écoute by Boris Razon, the film follows a Mexican cartel leader (Karla Sofía Gascón) who enlists a lawyer (Zoe Saldaña) to help her disappear so that she may transition into a woman. Selena Gomez, Adriana Paz, Mark Ivanir and Édgar Ramírez also appear in starring roles. The film is an international co-production between France and Belgium.

Quote:

Director
Jacques Audiard

Producer
Jacques Audiard
Pascal Caucheteux
Valérie Schermann
Anthony Vaccarello

Cast
Zoe Saldaña as Rita Mora Castro
Karla Sofía Gascón as Emilia Pérez / Juan “Manitas” Del Monte
Selena Gomez as Jessi Del Monte,
Adriana Paz as Epifanía Flores
Édgar Ramírez as Gustavo Brun
Mark Ivanir as Dr. Wasserman

Distributor
Pathé

Trailer

Quote:

Imdb

Kesepakatan Hamas-Israel ke-3: 8 Sandera Tukar 110 Tahanan, Depan Rumah Yahya Sinwar!

Kesepakatan Hamas-Israel ke-3: 8 Sandera Tukar 110 Tahanan, Depan Rumah Yahya Sinwar!

Kesepakatan Gencatan Senjata ke-3: 8 Sandera Ditukar 110 Tahanan Palestina, Didepan Rumah Yahya Sinwar!

Konflik antara militer Israel dan kelompok Hamas tampaknya memasuki fase akhir. Setelah berlangsung hampir 15 bulan tanpa ada indikasi jelas siapa yang akan keluar sebagai pemenang, situasi ini menunjukkan tanda-tanda perubahan.

Tanda-tanda tersebut terlihat melalui kesepakatan gencatan senjata yang disertai dengan pertukaran tawanan. Hal ini menunjukkan bahwa kedua belah pihak mulai mencari jalan untuk meredakan ketegangan yang telah berlangsung lama.

Menariknya, Israel kini menyetujui usulan awal Hamas yang dikeluarkan di awal konflik. Padahal, saat itu, Benyamin Netanyahu pernah berjanji kepada dunia untuk menghapuskan Hamas, yang mereka anggap sebagai kelompok teroris.
Setelah dua kali kesepakatan pertukaran tawanan antara Israel dan Hamas, pada hari Kamis, 30 Januari 2025, kesepakatan ketiga akhirnya tercapai. Ini menunjukkan bahwa kedua belah pihak masih berusaha untuk menemukan jalan tengah meskipun situasi yang rumit.

Quote:

Spoiler for :

Harapannya adalah agar gencatan senjata antara Israel dan Hamas dapat bertahan hingga tercapainya kesepakatan damai yang permanen. Ini penting untuk menciptakan stabilitas dan ketenangan di kawasan Timur Tengah.

Dengan tercapainya perdamaian abadi, konflik yang telah berlangsung lama di Palestina dapat segera diakhiri. Situasi ini sangat diperhatikan oleh banyak negara di seluruh dunia, yang menunjukkan betapa pentingnya isu ini.

Apalagi terdapat berbagai pandangan mengenai konflik ini yang bisa jadi bikin kekisruhan. Beberapa negara, seperti Indonesia dan Malaysia serta mayoritas di dunia ini, memberikan dukungan kepada Palestina, sementara sebagian kecil negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris lebih memilih untuk mendukung Israel.

Sumber Tulisan dan Gambar:

CNBC Indonesia

Kompas


Cara Buka Semua Karakter & Skin di Ninja Gaiden 2 Black (Remaster)

#AmdarGanteng

Cara Buka Semua Karakter & Skin di Ninja Gaiden 2 Black (Remaster)

emoticon-terimakasihemoticon-terimakasih emoticon-terimakasih
Halo agan dan sista,
Siapa di sini yang dulu pernah main Ninja Gaiden? Nih ane bawa kabar super hot buat kalian pecinta game hack-and-slash legendaris ini! Minggu lalu, acara Xbox Developer Direct 2025 bikin geger dengan peluncuran Ninja Gaiden 4. Tapi yang nggak kalah bikin pecinta game bersorak-sorai adalah bonus kejutan: Remaster Ninja Gaiden 2 Black! 

Udah kebayang dong gimana next-gen grafik Unreal Engine 5 bakal bikin game ini lebih brutal dan keren? Bayangin Ryu Hayabusa ngelempar kunai dengan efek grafik yang bikin mata nggak berkedip. Langsung nostalgia masa-masa jadi ninja digital di zaman PS3 dulu.

1. Ryu Hayabusa

Quote:

2. Momiji

Quote:

3. Rachel

Quote:

4. Ayane

Quote:

Catatan Penting Buat Para Gamer

Quote:

Cara Buka Semua Karakter & Skin di Ninja Gaiden 2 Black (Remaster)
Jadi, siapa yang udah gak sabar buat nostalgia bareng Ryu Hayabusa dan cewek-cewek tangguh di Ninja Gaiden 2 Black? Jangan lupa kasih review kalau udah nyobain ya, gan! Salam gaming!
Thanks and see you next thread GanSist.

Uni Eropa Mempertimbangkan Kembali Pakai Gas Rusia

Uni Eropa Mempertimbangkan Kembali Pakai Gas Rusia

BRUSELLS – Pejabat Uni Eropa (UE) diklaim sedang membahas kemungkinan untuk melanjutkan impor gas Rusia sebagai bagian dari perjanjian perdamaian di Ukraina. Seretnya pasokan gas Rusia ke UE telah menjadi perdebatan di antara negara-negara anggotanya.

Terutama setelah Brussels meningkatkan upaya untuk mengurangi ketergantungan pada energi murah Rusia menyusul eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022.

Pemulihan pengiriman gas Rusia melalui pipa dilaporkan dapat menjadi bagian dari kesepakatan damai Ukraina, seperti dilansir Financial Time

Pendukung proposal tersebut, termasuk di antaranya para pejabat dari Jerman dan Hongaria, dimana mereka berpendapat bahwa mengembalikan impor gas Rusia dapat menurunkan harga energi di Eropa. Selain itu bisa mendorong Moskow untuk terlibat dalam negosiasi, tulis FT, mengutip sumber mengetahui masalah ini.

Mereka menyakini bahwa langkah seperti ini akan memberikan insentif bagi pihak-pihak yang berkonflik untuk menegakkan gencatan senjata. “Ada tekanan dari beberapa negara besar dalam keanggotaan terkait harga energi dan ini adalah salah satu cara untuk menurunkannya, tentu saja,” kata seorang pejabat kepada FT.

Namun, gagasan itu dilaporkan telah ‘membuat marah’ para pejabat di Brussels dan diplomat dari beberapa negara Eropa Timur, yang secara tradisional menjadi kritikus Rusia yang paling keras.

Mereka khawatir tentang peningkatan pendapatan ekspor Moskow dan membalikkan upaya mengurangi ketergantungan pada energi Rusia.

Sementara itu Moskow meragukan rencana tersebut bakal terwujud. “Uni Eropa tidak mungkin siap untuk memulai kembali pembelian gas Rusia dalam waktu dekat,” ungkap Wakil Ketua Pertama Komite Energi Duma Negara, Igor Ananskikh mengatakan kepada Lenta.ru.

Rusia berulang kali menyatakan bahwa mereka siap untuk melanjutkan pasokan gas ke Eropa dan melayangkan kritik keras terhadap sanksi Barat dan UE. Kremlin menyatakan, bahwa sanksi tersebut menyebabkan lebih banyak kerusakan pada Uni Eropa daripada Moskow.

Uni Eropa diketahui menghadapi penurunan drastis terkait impor gas Rusia karena sanksi terkait Ukraina dan sabotase pipa Nord Stream pada tahun 2022, yang merupakan saluran utama gas Rusia ke UE.

Ditambah per 1 Januari 2025, Ukraina menghentikan transit gas Rusia melalui wilayahnya setelah perjanjian dengan Moskow berakhir.

Sebelumnya gas Rusia menyumbang sekitar 40% dari total pasokan UE. Ketika UE meningkatkan impor gas alam cair (LNG) dari negara-negara seperti Amerika Serikat dan Norwegia untuk menggantikan pasokan, yang terjadi justru menaikkan harga energi

Presiden AS Donald Trump sebelumnya mendesak Brussels untuk membeli lebih banyak LNG Amerika, dengan menebar ancaman tarif jika mereka tidak mematuhinya

Harga energi yang tinggi telah berdampak signifikan pada ekonomi UE. Penopang ekonomi blok itu, Jerman mengalami kontraksi ekonomi selama dua tahun berturut-turut menurut data resmi pada tahun 2024.

Slovakia, menjadi salah satu negara yang terkena dampak penghentian transit gas melalui Ukraina, dan menuduh Kiev membahayakan keamanan energinya.

Perdana Menteri Robert Fico telah berjanji untuk memveto bantuan Uni Eropa ke Ukraina jika transit gas Rusia tidak dilanjutkan.

“Pada akhirnya, semua orang menginginkan biaya energi yang lebih rendah,” kata seorang pejabat senior Uni Eropa kepada FT.

sindonews.com