menggiring opini

menggiring opini emoticon-Bingung ini yg sering terjadih di masyarakat kelas bawah..

emoticon-Hai hai jumpa lagih dengan gw..
si lihay yg selalu punya ide mindblowing.

oke back to topic
klean sebagai rakyat jelantah, jangan mudah digiring opini oleh seseorang, apalagih disuruh mendengarken dan mempercayai ocehan keluh kesah seseorang secara pribadi. emoticon-Hansip
teknik intimidasi dan penetrasi masalah sering digunaken saat menggiring opini, entah sudut laen benar atau tidak klean hanya mendengar sepihak. itu tidak betul dan wajib klean tinggalken…
tegasken klean selalu jadih hakim tengah yg maw dengar kanan dan kiri dari setiap masalah. apalagih masalah yg kompleks..
jika ada problem dengarken dlu yg berani bilang di depan publik memberi kejelasan.. daripada yg introvert.
karena memang kaum introvert ini beda penanganan nya, mereka masup kategori lain, bukan sub publik. alias punya daerah sendiri dan warzone sendiri.

emoticon-Bingung dah sedikit paham klean?

Viral Bocah 10 Tahun Nekat Penjarakan Ayahnya Kesal Dimarahi soal PR

Viral Bocah 10 Tahun Nekat Penjarakan Ayahnya Kesal Dimarahi soal PR,
Langsung Telepon Polisi

Viral Bocah 10 Tahun Nekat Penjarakan Ayahnya Kesal Dimarahi soal PR

Gara-gara kesal lantaran sang ayah kerap memarahinya karena PR, bocah berusia 10 tahun ini nekat memenjarakan sang ayah.
Ia memenjarakan ayahnya lantaran ingin balas dendam.
Insiden bocah penjarakan ayahnya sendiri ini terjadi di Yongning, China.
Bocah tersebut dimarahi ayahnya karena tak menyelesaikan pekerjaan rumah tepat waktu.
Bocah itu pun langsung keluar rumah dan ke toko terdekat.
Kemudian ia bertanya untuk menggunakan telepon.
Ternyata bocah tersebut menghubungi polisi.
Ia menyebut ayahnya memiliki kulit bunga poppy, yang dianggap narkoba, di rumahnya.
Kemudian bocah tersebut menunggu polisi untuk datang.
Polisi masuk ke rumahnya sehingga mereka bisa melakukan penggeledahan dan mengonfirmasikan cerita bocah tersebut.
Dikutip dari Oddity Central via kompas.tv, Rabu (29/1/2025), saat pemeriksaan, polisi menemukan delapan kulit bunga poppy kering di balkon rumah si anak.
Ayah si bocah mengakui, dirinya membeli narkoba tersebut.
Namun ia beralasan menanamnya untuk kebutuhan medis.
Ia mengaku menyesal melanggar hukum.
Sang ayah mengatakan, dirinya tak mengetahui bahwa bunga poppy termasuk narkoba berbahaya.

Polisi kemudian membawa barang bukti tersebut, dan ayah si bocah ke kantor polisi terdekat.
Sejak itu, kasus tersebut ditangani oleh Brigade Anti-Narkotik.
Kepolisian China pun menggunakan kasus ini untuk memperingatkan masyarakat bahwa ilegal menanam atau memiliki bunga poppy tanpa izin.
Selain itu menegaskan bahwa pelanggarnya akan mendapatkan hukuman kriminal.
Meski bunga poppy kering bisa untuk medis karena mampu mengurangi rasa sakit, membantu tidur, dan mengurangi stres, faktanya kepemilikan dan menanamnya adalah tindakan ilegal.
Sebab bunga poppy kerap dikaitkan dengan produksi opium, sebuah obat bius yang pernah membawa China ke masa jayanya.

Sumber

Film “New” Superman Digugat!! Ahli Waris Pencipta Tuntut Warner Bros

Berita kali ini menyajikan analisis mendalam mengenai gugatan signifikan yang diajukan oleh estate Joe Schuster, salah satu pencipta karakter ikonik Superman, terhadap Warner Bros., berkaitan dengan film Superman yang baru disutradarai oleh James Gunn. Berbeda dengan gugatan-gugatan lain dari industri Hollywood yang sering kali tampak sepele, kasus ini memiliki landasan hukum yang kokoh, terutama yang berkaitan dengan hak distribusi internasional.

Film "New" Superman Digugat!! Ahli Waris Pencipta Tuntut Warner Bros

gambar ini hanya ilustrasi

Estate Joe Schuster mengajukan klaim bahwa, berdasarkan kesepakatan sebelumnya, mereka berhak atas hak distribusi film Superman di beberapa negara asing. Ini adalah sebuah klaim yang cukup substansial, karena belum pernah ada diskusi mengenai isu ini dalam litigasi sebelumnya, termasuk selama era ketika Henry Cavill memerankan Superman. Gugatan ini diajukan tepat sebelum film dirilis, sebuah langkah strategis yang dimaksudkan untuk memberikan pengaruh yang lebih besar bagi estate dalam negosiasi ke depan.

Gugatan ini menyoroti bagaimana kompleksitas hukum terkait hak cipta dan distribusi film dapat mempengaruhi kesuksesan komersial sebuah proyek besar. Estate percaya bahwa mereka memiliki argumen yang kuat dalam hal ini, dan ketidakpuasan mereka terhadap bagaimana hak-hak tersebut diadministrasikan menjadi alasan utama untuk menempuh jalur hukum.

Pertanyaan yang sering muncul adalah: Apakah gugatan ini akan menyebabkan film tertunda? Jawabannya adalah tidak. Meskipun gugatan ini membangkitkan spekulasi, tidak ada indikasi bahwa hal ini akan menghambat peluncuran film. Namun, ada pertanyaan menarik lainnya: Mengapa estate Joe Schuster ingin film ini sukses? 
Alasan di balik keinginan ini cukup logis. Semakin tinggi pendapatan box office, semakin besar potensi estate untuk mendapatkan kompensasi yang lebih besar, baik melalui penyelesaian di luar pengadilan maupun melalui keputusan hukum. Dengan kata lain, keberhasilan film dalam hal pendapatan menjadi penting bagi estate karena hal tersebut dapat memberikan mereka posisi tawar yang lebih baik dalam negosiasi.

Usaha Warner Bros. untuk menyelesaikan gugatan ini di luar pengadilan bukanlah langkah yang tidak biasa. Dalam industri film, berbagai perusahaan sering kali lebih memilih untuk menyelesaikan kasus hukum secara diam-diam, untuk menghindari risiko yang meningkat sebelum perilisan film. Keputusan untuk tidak membawa konteks hukum ini ke publik dapat membantu menghindari potensi kerugian reputasi yang lebih besar.

Gugatan ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi dalam sejarah Superman. Pada 1970-an, para pencipta asli, Jerry Siegel dan Joe Schuster, pernah menggugat sebelum perilisan film Superman yang dibintangi Christopher Reeve. Kemudian, pada 2013, gugatan serupa terjadi seiring dengan peluncuran film Man of Steel. Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa hak cipta dan kepemilikan karakter seperti Superman telah menjadi sumber sengketa hukum selama beberapa dekade.

Tidak hanya DC Comics yang mengalami demikian, tetapi Marvel juga sering menghadapi gugatan dari keluarga pencipta karakter terkenal. Ini menunjukkan pola di industri hiburan, di mana hasil karya kreatif sering kali berujung dalam sengketa hukum berkaitan dengan hak cipta. Gugatan ini mengingatkan kita pada kasus hukum lain, seperti sengketa antara Tolkien Estate dan proyek Lord of the Rings, di mana anggota keluarga muda mendukung proyek baru, tetapi pihak hukum berusaha untuk mendapatkan kendali finansial yang lebih besar.

Strategi Warner Bros. dan James Gunn sangat bergantung pada kesuksesan film Superman ini. Melihat konteks yang lebih besar, film ini diharapkan menjadi batu loncatan penting dalam pengembangan Chapter One: Gods and Monsters dalam alam semesta DC (DCU). Dengan kata lain, hasil dari film ini akan sangat menentukan arah jangka panjang DCU. 

Jika film ini gagal mendapatkan perhatian yang cukup dari penonton atau pendapatan yang diharapkan, konsekuensinya bisa sangat besar. Rencana-rencana jangka panjang dalam membangun narasi di DCU bisa berubah secara drastis jika film ini tidak memenuhi ekspektasi.

Saat ini, perhatian publik sangat terfokus pada trailer Super Bowl 2025, yang diharapkan menampilkan trailer baru untuk film Superman ini. Ada spekulasi bahwa trailer ini akan menampilkan karakter baru, seperti Krypto the Superdog, yang dikenal sebagai peliharaan Superhero tersebut. Keterlibatan variatif dalam proyek ini dapat menarik perhatian lebih banyak penggemar, sekaligus memberikan zaman baru bagi wielding karakter yang terkenal ini dalam bentuk film.

sumber berita Channel Youtube Emergency Awesome

Alibaba Rilis Model AI Baru Qwen 2.5-Max, Klaim Ungguli DeepSeek

KOMPAS.com – Perusahaan teknologi asal China, Alibaba, merilis versi terbaru dari model kecerdasan buatan (AI) Qwen 2.5 yang diklaim lebih unggul dibandingkan DeepSeek-V3. Perilisan model AI terbaru, yakni Qwen 2.5-Max tersebut dilakukan Alibaba pada hari pertama tahun baru Imlek ketika mayoritas warga China sedang libur.

Pemilihan waktu yang tidak biasa ini dinilai sebagai imbas tekanan yang ditimbulkan oleh perusahaan DeepSeek yang baru saja meluncurkan model AI baru dan bahkan telah melampaui ChatGPT milik OpenAI. “Qwen 2.5-Max mengungguli hampir secara keseluruhan DeepSeek-V3, GPT-4o, dan Llama-3.1-405B (model AI open source Open AI dan Meta),” ujar tim Alibaba di akun WeChat resminya, dikutip dari Reuters, Rabu (29/1/2025).

Saling klaim unggul

DeepSeek sebelumnya telah merilis model AI V3 pada Jumat (10/1/2025), lalu yang terbaru yakni model R1 yang diperkenalkan pada Senin (20/1/2025). Kemunculan kedua model AI tersebut telah mengejutkan Silicon Valley dan menyebabkan saham-saham teknologi anjlol.

Pasalnya, perusahaan ini mengeklaim mengeluarkan biaya operasional yang lebih hemat dibandingkan perusahaan AI terkemuka di AS. Namun, kesuksesan DeepSeek rupanya juga mendorong para pesaingnya di China ikut ketar ketir sehingga berupaya meningkatkan model AI mereka.

Dua hari setelah peluncuran DeepSeek-R1, induk perusahaan TikTok, ByteDance, merulis pembaruan untuk model AS andalannya. Mereka juga mengeklaim model baru itu lebih unggul dari OpenAI o1 dalam uji AIME, tes yang mengukur seberapa baik model AI memahami dan merespons instruksi rumit.

Hal itu sejalan dengan klaim DeepSeek bahwa model R1 mereka menyaingi o1 milik OpenAI dalam beberapa tolak ukur kinerja.

DeepSeek picu perang harga

di China Model AI DeepSeek terdahulu, yakni V3 dan V2 telah memicu perang harga di China sejak dirilis pada Mei 2024. Fakta bahwa DeepSeek-V2 merupakan open source dan sangat murah, hanya 1 yuan (sekitar Rp 2.000) per 1 juta token, ikut membuat Alibaba memangkas harga hingga 97 persen untuk berbagai model AI mereka.

Perusahaan teknologi China lainnya, Baidu dan Tencent melakukan langkah serupa. Menanggapi fenomena perang harga, pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, mengatakan dalam sebuah wawancara pada Juli 2024 bahwa dia tidak peduli dan lebih fokus pada pencapaian kecerdasan umum buatan atau artificial general Intelligence (AGI).

TS:

Berita ketutupan info yang lagi viral tentang Ai DeepSeek

DeepSeek R1
DeepSeek 7B Janus Pro

Trump Mulai Lancarkan Perang Tarif, Korbannya Kanada-Meksiko-China

Trump Mulai Lancarkan Perang Tarif, Korbannya Kanada-Meksiko-China

Jakarta, CNBC Indonesia– Kepemimpinan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menerapkan kebijakan baru dalam memperketat perdagangan. Menurutnya, tidak ada yang bisa dilakukan oleh Kanada, Meksiko, atau China untuk menunda tarif yang mulai berlaku pada 1 Februari. Tarif tersebut sebesar 25% untuk barang-barang dari Meksiko dan Kanada, serta 10% untuk impor dari China.

Namun, Trump mengungkapkan, ada kemungkinan pengecualian untuk minyak dari Kanada dengan tarif sebesar 10%. Sementara barang-barang lainnya sebesar 25%. 

Selain itu, ia juga mengindikasikan bahwa tarif yang lebih luas akan diberlakukan pada minyak dan gas alam pada pertengahan Februari 2025, yang menyebabkan harga minyak naik.

Mengutip Reuters, Trump telah mengancam akan memberlakukan tarif tersebut selama beberapa minggu, dengan alasan bahwa tarif tersebut akan tetap berlaku sampai negara-negara tersebut melakukan lebih banyak untuk mengurangi arus migran dan fentanyl ke perbatasan AS. 

Dalam sebuah pertemuan dengan para wartawan di Oval Office, Trump mengakui bahwa tarif tersebut dapat menyebabkan biaya yang lebih tinggi bagi konsumen dan dapat menyebabkan gangguan dalam jangka pendek. Namun, ia juga mengatakan bahwa tarif tersebut akan menghasilkan banyak uang bagi AS. 

Selain itu, Trump juga mengatakan bahwa kebijakan pengenaan tarif lebih lanjut sedang dipertimbangkan untuk barang-barang Eropa, untuk baja, aluminium, dan tembaga, serta obat-obatan dan semikonduktor.

Pasar keuangan telah terpengaruh oleh rencana tarif Trump dengan volatilitas yang tinggi dalam perdagangan mata uang. Imbasnya, Dolar Kanada dan peso Meksiko melemah, sedangkan yield obligasi Treasury naik, dan saham ditutup lebih rendah. 

tarif

Quote:

harakiri kah? emoticon-Leh Uga

Sungai Tempat Festival Mandi Terbesar di India Dipenuhi Sampah-Tai

Sungai Tempat Festival Mandi Terbesar di India Dipenuhi Sampah-Tai

Jakarta –

Viral sebuah video yang menunjukkan polusi dan joroknya sungai suci tempat digelarnya Maha Kumbh Mela di India. Kondisi itu memicu kemarahan.

India sedang menggelar Maha Kumbh Mela, festival menyucikan diri di sungai yang dipercayai sakral. Festival keagamaan terbesar di dunia itu diprediksi dihadiri 400 juta peziarah.

Festival itu dilaksanakan di Prayagraj dan para jamaah membasuh diri di Triveni Sangam, pertemuan tiga sungai suci yaitu Gangga, Yamuna, dan Saraswati untuk menyucikan dosa-dosa mereka.

Pemerintah Uttar Pradesh telah menerapkan pengaturan yang ekstensif untuk Maha Kumbh, salah satu pertemuan keagamaan terbesar di dunia, termasuk tenda untuk akomodasi, toilet portabel, dan keran air minum.

Dilansir dari News18, Jumat (31/1/2025) namun kesucian festival ini dikotori oleh peziarah yang tidak bertanggungjawab. Viral di medsos sebuah video yang memperlihatkan kesedihan salah satu peziarah yang menyoroti polusi di Kumbh Mala. Katanya, dia patah hati setelah melihat kumuhnya tempat ritual keagamaan tersebut.

Dalam videonya, dia menangis dan menceritakan bahwa tepi sungai suci itu dipenuhi dengan pakaian yang dibuang, sampah plastik, bunga dan karangan bunga yang membusuk. Yang mengejutkan, video tersebut menunjukkan beberapa tempat di mana orang-orang mungkin telah buang air besar di tempat terbuka, yang semakin menodai tempat suci tersebut.

Video wanita itu dengan cepat menjadi perbincangan di media sosial, memicu kemarahan dan seruan pemerintah dan kesadaran para peziarah. Dalam videonya, dia memohon pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pencemaran tempat suci tersebut.

Netizen mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap perilaku beberapa orang, padahal pemerintah telah berupaya menjaga kebersihan dan ketertiban. Banyak yang menuntut hukuman berat bagi mereka yang terus mengabaikan kesucian pertemuan keagamaan tersebut.

detik.com

Staff Pentagon Ternyata Ikut Menggunakan Deepseek

Pentagon Staff Used DeepSeek’s Chatbot for Days Before Block

By Katrina Manson and Jordan Robertson
January 30, 2025 at 2:28 PM EST
Updated on January 31, 2025 at 1:34 PM EST

US Defense Department employees connected their work computers to Chinese servers to access DeepSeek’s new AI chatbot for at least two days before the Pentagon moved to shut off access, according to a defense official familiar with the matter.

The Defense Information Systems Agency, which is responsible for the Pentagon’s IT networks, moved to block access to the Chinese startup’s website late Tuesday, the official and another person familiar with the matter said. Both asked not to be named because the information isn’t public.

The move came after defense officials raised concerns that Pentagon workers were using the tool, the person said. DeepSeek’s privacy policy states that it stores user data on servers in China and that it governs that information under Chinese law.

On Wednesday, some Pentagon work screens showed a sign saying “Website Blocked,” citing operational reasons, but others could still access DeepSeek, according to the defense official and correspondence reviewed by Bloomberg News.

A spokesperson for the Defense Information Systems Agency didn’t respond to a request for comment.

Chelsea Dietlin, a Department of Defense spokesperson, said the Pentagon was aware of reporting on DeepSeek usage. As a matter of practice and operational security, the department doesn’t comment on the status of its networks and systems, Dietlin added.

DeepSeek and the AI model that it says it developed for less than $6 million upended markets around the world earlier this week, reigniting questions about the hundreds of billions of dollars that major US tech companies are spending on AI infrastructure. Tech executives including Marc Andreessen praised DeepSeek, and the model soared to the top of the Apple Store downloads. At the same time, security concerns mounted over the chatbot, including the potential misuse of users’ information being stored at Chinese data centers.

The Pentagon’s IT experts are still determining the extent to which employees directly used DeepSeek’s system through a web browser, the official said.

US military personnel started downloading an earlier release of DeepSeek code on their workstations in the fall of 2024, according to the person familiar with the matter. At the time, the downloads didn’t raise concern with Defense Department security teams as the connection to China wasn’t clear to them, the person added.

The explosion of interest in the latest DeepSeek release has triggered efforts in some of the military services to find and remove code from China-origin chatbots on employees’ individual machines, according to the person.

However, thousands of Defense Department personnel are using DeepSeek through Ask Sage, an authorized software platform, that doesn’t directly connect them to Chinese servers, according to Nicolas Chaillan, founder and chief executive officer of the platform.

Military services are addressing DeepSeek use by employees in different ways. The Navy on Friday prohibited any usage of DeepSeek due to potential security and ethical concerns associated with the model’s origin and usage, according to CNBC.

Asked about the report, Navy spokesperson Lieutenant Commander Lauren Chatmas said the Navy already has guidance against using open source AI systems for official work. Recent internal Navy correspondence mentioned DeepSeek in connection with that guidance, she added.

The Department of the Air Force has no specific guidance on DeepSeek but already prohibits the use of sensitive public information in commercial generative AI systems without proper approvals, according to Laura McAndrews, an Air Force spokesperson. The Army issued guidance in June 2024 warning of “unique challenges in terms of data privacy, security and control over the generated content,” according to a public memo, which urged individual commands to develop appropriate governance processes while discouraging banning generative AI tools outright.

Some service members are now discussing the possibility of issuing new policies to explicitly ban Chinese generative AI models, according to correspondence reviewed by Bloomberg News.

https://www.bloomberg.com/news/artic…s-before-block

Deepseek mengguncang duniaemoticon-Ngakak