Penulis: admin
Waduh! Bicara soal PPN 12 Persen, Bimbim Slank: Enggak usah Bayar Pajak!
Waduh! Bicara soal PPN 12 Persen, Bimbim Slank: Enggak usah Bayar Pajak!
Rencana untuk meningkatkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Indonesia saat ini memang menjadi perdebatan yang hangat, polemik tentang hal tersebut bahkan sampai membanding-bandingkan dengan PPN di negeri Malaysia, tetangga kita. Banyak orang, terutama di platform media sosial, memberikan pendapat mereka mengenai isu ini, dan sebagian besar dari mereka malah menyampaikan berupa kritik atas rancangan kebijakan tersebut.
Tidak hanya masyarakat umum, para seniman juga ikut memperhatikan masalah ini. Misalnya, anggota grup band Slank baru-baru ini menyampaikan pandangan mereka terkait rencana kenaikan PPN tersebut. Dari penilaian-penilaian mereka maka terlihat jelas bahwa masalah ini ternyata sangat berdampak bagi golongan atas, bukan hanya untuk masyarakat biasa saja.
Dengan banyaknya suara yang muncul, jelas bahwa isu ini menarik perhatian berbagai kalangan. Diskusi mengenai PPN ini menunjukkan betapa pentingnya partisipasi masyarakat dalam menentukan kebijakan yang berdampak pada kehidupan sehari-hari.
“Gimana caranya ya? Ya enggak usah bayar pajak paling,” ujar Bimbim sambil tertawa, ditemui di markas Slank di kawasan Gang Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis (26/12/2024).
Yang diungkapkan oleh Bimbim dalam hal ini adalah ia menyarankan mengatasinya dengan tidak membayar pajak yang lainnya, namun sebenarnya ini hanyalah semacam candaan dari dia seorang dalam menanggapi kenaikan PPN yang lagi viral digunjing tersebut.
Namun selain itu, bagi Bimbim yang merupakan drummer sekaligus salah satu pendiri Slank ini memberikan pandangannya tentang isu tersebut. Menurutnya, pemerintah seharusnya lebih teliti dalam mengelompokkan barang-barang berdasarkan fungsi dan harga. Hal ini penting agar kebijakan pajak yang diterapkan bisa lebih tepat sasaran.
Ia menekankan bahwa pemerintah perlu bijak dalam menentukan barang-barang mana yang seharusnya dikenakan pajak lebih tinggi dan mana yang tidak termasuk dalam kategori barang mewah. Dengan cara ini, diharapkan kebijakan pajak dapat lebih adil dan tidak membebani masyarakat yang membutuhkan barang-barang tertentu.
Sebelumnya, tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Indonesia adalah 10 persen. Namun, mulai 1 April 2022, tarif tersebut naik menjadi 11 persen dan direncanakan akan meningkat lagi menjadi 12 persen pada 1 Januari 2025. Kenaikan ini tentu menjadi perhatian bagi banyak orang, terutama terkait dengan dampaknya terhadap daya beli masyarakat.
Sumber Tulisan dan Gambar:
Film Thailand Bisa Menggeser Film Korea, Kenapa Begitu?
Hi sobat kaskus,
Siapa disini yang suka dengan film Thailand, terlebih dengan sama-sama masih di garis khatulistiwa dekat dengan Indonesia, maka pemerannya juga mirip-mirip dengan wajah asia tenggara pada umumnya.
Terlebih dengan bahasa Thailand yang bikin terkadang geli sendiri, tapi secara kualitas dari segi genre, cerita bahkan produksinya sudah meningkat. Bisa dibilang mungkin saja bisa menggeser film Korea yang kini sudah menglobal, apalagi genre comedy Thailand bisa bikin sakit perut karena sering tertawa lebar.
Dalam beberapa tahun terakhir belakangan ini film Thailand semakin melebarkan sayapnya, bahkan salah satu artis kesukaan TS adalah Yayaying Rhatha merupakan bintang pop asal Thailand, sekaligus anak dari aktor komedian Noi Phongam.
Yang TS inget adalah film yang fenomenal di masanya, kalau tak salah dirinya salah satu pemeran dalam film ‘Jan Dara: The Finale’ (2013) dan ‘Lupin the 3rd’ (2014), tak heran bakat aktingnya membawa dirinya memerankan film Hollywood yang berjudul ‘ Mechanic: Resurrection’ pada tahun 2016.
Ada juga aktor ganteng Mario Maurer, wah kalau ini sih dah terkenal di asia tenggara. Karena sering juga bermain di film China dan juga Filipina.
Lantas apa alasannya film Thailand bisa menggeser film Korea, terutama untuk penikmat film di kalangan Asia khususnya Indonesia?
Faktor Konten
1. Cerita yang unik dan segar, Film Thailand sering menawarkan cerita yang baru, kreatif, dan berbeda dari tema-tema yang sudah umum.
2. Genre yang beragam, Film Thailand mencakup berbagai genre seperti romantis, komedi, horor, dan drama, sehingga menarik perhatian pemirsa dengan preferensi berbeda.
3. Kualitas produksi yang meningkat, Perbaikan kualitas produksi, seperti sinematografi, efek visual, dan aktor berbakat, membuat film Thailand semakin menarik.
Faktor Budaya dan Identitas
1. Koneksi budaya, Film Thailand sering menampilkan budaya dan tradisi lokal yang unik, membuat pemirsa merasa terhubung dengan nilai-nilai dan kebiasaan masyarakat Thailand.
2. Identitas Asia Tenggara, Film Thailand memperkuat identitas Asia Tenggara dan memberikan alternatif dari dominasi budaya Barat atau Korea.
Faktor Pemasaran dan Distribusi
1. Strategi pemasaran yang efektif, Platform streaming seperti Netflix, Viu, dan Disney+ Hotstar memperluas jangkauan film Thailand ke pemirsa global.
2. Kolaborasi internasional, Kerja sama dengan produser dan sutradara internasional meningkatkan kualitas dan visibilitas film Thailand.
3. Promosi media sosial, Aktivitas media sosial yang intensif membantu meningkatkan kesadaran dan minat pemirsa terhadap film Thailand.
Faktor Psikologis dan Sosial
1. Kecerdasan emosional, Film Thailand sering mengeksplorasi tema-tema emosional yang mendalam, membuat pemirsa merasa terhubung dan tergerak.
2. Pengenalan diri, Pemirsa muda Asia Tenggara dapat mengidentifikasi diri dengan karakter dan cerita yang ditampilkan dalam film Thailand.
3. Fenomena fandom, Penggemar film Thailand aktif dalam membahas dan mempromosikan film-film tersebut di media sosial dan menciptakan efek viral.
Faktor Ekonomi
1. Biaya produksi yang rendah, dengan biaya yang minimalis namun mempunyai kualitas yang seimbang dengan film Korea tentu saja banyak pihak produksi yang berlomba untuk membuat film Thailand menjadi lebih kompetitif.
2. Pasar yang berkembang, dengan adanya pertumbuhan ekonomi di asia tenggara tentu ini menciptakan peluang bagi penikmat film di kawasan asia untuk mencoba suasana yang baru dan fresh.
Meskipun dalam kacamata perfilman dunia, film Korea masih banyak diminati tetapi bukan tak mungkin film asal Thailand ini bisa menggeser dominasi film Korea yang mulai cenderung menurun trend nya.
Kalau kamu sendiri lebih suka film Korea apa Thailand nih?
Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.
“Nikmati Membaca Dengan Santuy”
————————————–
Tulisan : c4punk@2025
referensi : klik, klik, klik
Pic : google
Zara Dar, Mahasiswi IT di AS yang Tinggalkan Gelar PhD untuk Jadi Kreator OnlyFans
JAKARTA – Zara Dar , seorang mahasiswi IT di Amerika Serikat tengah mencuri perhatian banyak orang. Baru-baru ini, ia membuat keputusan mengejutkan untuk keluar dari program PhD dan beralih menjadi pembuat konten di OnlyFans.
Sekadar informasi, OnlyFans ini merupakan platform layanan konten berlangganan berbayar yang bisa dibuat oleh pengguna. Konten yang dimaksud bisa berupa foto, video hingga siaran langsung.
Kreator di OnlyFans dapat memperoleh uang dari pengguna lain yang berlangganan konten-konten miliknya. Sayangnya, platform tersebut telah mendapat reputasi kurang baik karena selama ini sering dipakai untuk membuat konten tak senonoh.
Zara Darcy atau lebih dikenal Zara Dar lahir dan dibesarkan di Texas, Amerika Serikat. Pada latar belakangnya, Zara menggambarkan dirinya sebagai orang Amerika dengan akar Persia, Eropa Selatan, Timur Tengah, dan India.
Mengutip Times of India, Kamis (26/12/2024), Zara sudah meraih gelar master dalam ilmu komputer dari University of Texas. Tak lama setelahnya, ia memutuskan menjadi influencer dalam komunitas teknologi.
Pada perjalanannya, Zara sebenarnya sedang mengejar program PhD di Austin, Texas. Namun, sebelum menyelesaikan studi, ia memilih berhenti dengan alasan yang mengejutkan.
Zara rela berhenti untuk mengejar program PhD untuk beralih profesi sebagai konten kreator OnlyFans penuh waktu. Hal ini tampak mengejutkan bagi sebagian orang yang selama ini mengenal atau mengikutinya.
Sebelum benar-benar berhenti, Zara sebenarnya memang sudah dikenal sebagai sosok terkemuka dalam bidang pembelajaran teknologi. Melalui kanal YouTube miliknya yang sudah diikuti 126 ribu pelanggan, ia sering membagikan ilmu tentang pembelajaran mesin dan jaringan di sana.
Namun, gebrakannya baru-baru ini yang terbilang mengejutkan tidak dilakukan tanpa alasan. Melalui salah satu unggahan di akun YouTube miliknya yang berjudul ‘PhD dropout to OnlyFans model’, Zara mengatakan keputusan untuk fokus pada OnlyFans alih-alih melanjutkan studinya merupakan pengambilan yang sulit.
“Saya menangis tersedu-sedu atas keputusan untuk berhenti dari PhD karena ini adalah keputusan yang menegangkan, bukan karena saya sangat sedih. Beralih ke OnlyFans dan pembuatan konten secara penuh, ini bukan sekadar pilihan karier, ini terasa seperti pertaruhan arah seluruh hidup saya,” kata Zara dalam unggahan di kanal Youtube pribadi di @zara-dar.
Zara kemudian menjelaskan bahwa tekanan di dunia akademis jauh dari visi ideal yang pernah dimilikinya. Meski ia awalnya masuk ke sana dengan hasrat tulus untuk meneliti, Zara dihadapkan pada kenyataan pahit dunia akademis, seperti tugas administratif yang sangat banyak hingga kurangnya pengakuan.
“Pekerjaan mereka mungkin mendatangkan kekayaan dan ketenaran bagi orang lain sementara kita tetap berada di belakang layar. Karena mudah dikorbankan, kita akan terus-menerus khawatir akan diberhentikan sewaktu- waktu.” imbuhnya.
Zara kemudian membayangkan kehidupan yang berbeda saat dirinya tidak terikat oleh harapan atau batasan-batasan dari kantor perusahaan. Pada akhirnya, ia mulai terpikirkan untuk menekuni bidang lain yang dirasanya cocok.
Masih dalam video itu, Zara mengatakan bahwa ia sebenarnya telah mengambil profesi kreator konten di OnlyFans sebagai pekerjaan sampingan saat menempuh pendidikan doktoralnya. Ia mengaku telah memperoleh $1 juta melalui pekerjaannya tersebut dan bisa melunasi hipotek keluarga serta membeli mobil untuk dirinya sendiri.
Zara lalu membandingkan gaji sebagian besar profesor di Amerika yang memperoleh penghasilan $100.000 per tahun dan menghabiskan waktu mereka untuk menulis proposal hibah alih-alih melakukan penelitian. Ini jelas berbeda dengan pundi-pundi yang bisa didapat dari OF. Itulah kisah Zara Dar, mahasiswi IT di AS yang tinggalkan gelar PhD untuk menjadi kreator di Onlyfans .
Kiri 7 KG, kanan 7 KG
Bikin Stroy Susah Gan
hallo para kaskuser, apa kabar?
Semoga baik baik saja dari teror kang pinjol di dunia maya, semoga agan agan selalu diberi ketabahan dari segala hutang yang meneror agan siang dan malam tanpa henti karena cicilan paylater yang belum lunas. baik tidak lama lama kita bahas sesuai judul yang saya tulis
Agan kaskuser yang saya kasihi
Seiring umur kaskus semakin menua, tentu saja konsep audiens pun berubah, apalagi penulis semua berubah, ya berubah tua. yang dulu hobi nulis kini hobi vloger,
tapi bagi saya yang masih tidak update tak kunjung berani menampilkan wajah depan kamera, alias mingkem aja, kalau pun berusara pun suara sember jelek dan bikin ilfil para gadis bocil SMP sekolah sebelah.
jadi maksud ane menulis disini saya ingin berbagi keluh kesah menulis cerita yang begitu sulit, sesulit cicilan payleter agan agan semua yang tak kunjung lunas alias nunggak. ok maksudnya begini. tentu saja ketika saya memulai menulis seolah saya telah membuat perjanjian hutang yang gak ada ujungnya, apalagi ceritanya penuh misteri intrik dan harus memiliki plot twist, jadi kadang ane bingung setelah menulis gambaran yang ingin saya tulis selalu buntu setelah capter ditulis, mungkin capter setelah 50 itu yang ane rasakan.
belum lagi kesibukan pekerjaan di dunia nyata, kadang membuat hilang mood untuk menulis. disiini tantangannya, banyak reader yang ingin lanjut dan menunggu, namun apa daya cicilan paylater dan pengadaian menodong otak ini agar segera melunasi. sehingga cerita yang sudah dibangun tiba tiba hilang , blank dan bahkan mood menghilang.
lalu, iming2 facebook profesional pernah menyerang ane, bayangkan tiap hari harus posting 5 postingan 3 video reels dan 1 foto dan 1 live striming, lama lama ane malah lupa dengan kaskus. akhirnya fb pro gagal, ngaskus pun terbengkalai
alhasil gak ada hasilnya, padahal cerita ane pernah ditawar oleh yutuber dengan bajed 300 ribu, lumayan sih tapi cerita ane belum kelar dan tak mungkin dikasih sebelumnya. kerangka nya belum beres hingga final.
lanjut
akhirnya ane kembali ngaskus dengan kelanjutan cerita “SATU KELAS DENGAN DIA” tentu saja ada disini yang reader stories form the heart yang masih menunggu.
intinya
banyak hal yang menjadi halangan para penulis selain saya juga, banyak tread favorit ane pun sudah berbulan2 tidak lanjut dan mungkin TS nya juga sudah sibuk dengan profesinya.
dan
Bagi agan agan reader, harap memaklumi namun pesan ane jangan tinggalkan kaskus, budaya membaca memang harus tetap dipertahankan terutama di kaskus ini.
sekian dan terima gaji
Wassalam
ttd
TS
MITOS
Part 1
BANDEL
.
.
.
“Saroh … ‘balek’ (balik) !” bentak Bu Kenik pada anak sulungnya yang bandel. Wanita ayu itu mendelik dengan tangan kanannya melambai beberapa kali. Itu kode panggilan pada anak sulungnya agar anak itu segera pulang.
“Ngge (iya),” jawab Saroh lesu. Mata itu, teriakan itu, ekspresi itu. Saroh hapal gerak-gerik ibunya kalau wanita yang melahirkannya itu akan memberikan hadiah. Hadiah jeweran atau pukulan, karena dia terlambat pulang.
“Jangan dijewer!” rengek Saroh sembari memegang kedua telinganya agar terbebas dari jeweran. Ekspresinya takut, karena tatapan mata ibunya yang membuat jantungnya berdegup dengan kencang.
“Kalo gak mau dijewer jangan nakal. Ibuk udah bilang berulang kali. Boleh main, tapi liat jam udah pukul berapa. Inget gak janjinya pulang jam berapa?” tanya Bu Kenik pada anaknya. Saroh menunduk. Dia tidak berani menatap wajah sang ibu.
“Jam setengah lima,” ucap Saroh pelan.
“Sekarang jam berapa?” tanya Bu Kenik lagi dengan lantang.
“Gak tau.”
“Liat senja di arah Barat sana. Menandakan Magrib akan datang. ‘Gak ilok’ (pamali) anak kecil main ke rumah orang belum pulang saat waktu ‘surup’. Mau digondol setan!” ucap Bu Kenik dengan jelas.
“Gak mau, Bu.” Saroh melihat langit yang berwarna oranye kemerahan. Seperti warna api yang terlihat hangat. Matanya memendar, melihat rumah-rumah yang lain pintunya sudah tertutup. Lampu teras mulai dinyalakan. Hanya lampu jalan masih mati.
“Udah, ayo ‘balek’ (balik)! Bapakmu pasti marah juga punya anak perempuan kok suka keluyuran. Udah dibilangin abis mandi sore jangan main ke rumah orang. Kamu kalo main gak inget waktu. Sekali-kali temenmu yang main ke sini. Bukan kamu terus yang datangi mereka,” gerutu Bu Kenik sambil menutup pintu rumah. Wanita yang menutupi rambutnya dengan ciput itu berjalan cepat sambil menggandeng anak sulungnya yang berusia sembilan tahun.
Saroh tidak akan menjawab perkataan ibunya, kenapa temannya yang lain enggan datang ke rumahnya. Mereka bilang, “Ibukmu judes, Roh.”
Banyak yang takut dengan ibunya. Sehingga, dia tidak punya teman bermain selain dirinya yang mendatangi mereka. Saroh rela datang ke rumah temannya dan menghibur mereka. Karena temannya senang dengan tingkah Saroh yang suka membuat kekonyolan.
Dia melihat jam dinding di tembok. Jarum jam menunjukkan pukul setengah enam petang. Pantas saja ibunya marah. Karena, dia selalu berjanji kalau jam setengah lima akan pulang ke rumah. Namun, janjinya tidak ditepati.
Saroh lupa janjinya, karena ditawari makan oleh Yu Lik. Emaknya Inun itu selalu saja menawarinya makan kalau dia sedang bermain ke sana. Alangkah senangnya dia. Hanya lauk tempe dan dadar jagung serta sambal tomat saja, Saroh makan dengan lahap. Dia kepedasan, karena tidak pernah makan-makanan pedas. Dikarenakan, dirinya punya sakit amandel. Namun, dia diam saja supaya Yu Lik tidak melarangnya makan sambal.
“Roh, makasih udah sering main ke sini. Inun hanya punya teman kamu aja. Kamu, kan, tau kalo Inun malu ke luar rumah. Jadi dia seneng kalo kamu di sini,” ucap Yu Lik padanya. Saroh sangat senang mendengar saat Yu Lik berterima kasih padanya. Dia pun membalas pujian tersebut.
Saroh melihat Inun di depannya yang makan dengan diam sambil mengunyah makanan yang dia makan. Kemudian, Saroh menatap kedua kaki Inun yang terlihat normal. Namun, saat Inun berjalan tampaklah keanehannya. Inun lebih tua dari Saroh. Terpaut tiga tahunan. Dulunya Inun anak yang normal seperti anak lainnya. Gara-gara sering demam tinggi dan mantri saat itu menyuntikkan obat penurun panas dan terjadilah Inun terkena polio. Kenapa Inun tidak diberikan sirup penurun panas saja? Kata emaknya, Inun tidak suka sirup yang katanya berasa pahit di lidah. Semenjak itu, salah satu kaki Inun pendek sebelah dan sampai sekarang dia berjalan cukup kesulitan dan enggan untuk ke luar rumah karena malu.
“Kadang-kadang nginep sini aja. Pasti Inun seneng,” lanjut Yu Lik meminta Saroh menginap ke rumah beliau.
“Aku mau, Yu. Tapi, gak dibolehin ibuk.”
“Ya, kapan-kapan kalo gitu nginap di sini.”
“Nggeh.” (Iya)
Azan Magrib berkumandang. Lamunan Saroh buyar mengingat obrolan tadi sore bersama Yu Lik.
Dia duduk di ruang tengah sambil melihat televisi yang padam. Kalau menonton televisi sekarang malah ibunya marah. Karena, aturan di rumahnya sangat ketat. Jangan nonton televisi saat azan Magrib! Memang Saroh sering melanggar larangan tersebut. Makanya ibunya marah seperti itu.
Saroh mengambil air wudhu di kamar mandi untuk solat Magrib di musola. Musola Al Mubarrok berdiri dari tanah waqaf Mbah Markam yang terletak beberapa meter dari rumahnya.
Anak berambut sebahu itu mengambil mukena di kamar paling belakang dengan sekali tarik, karena takut. Lampu kuning 5 watt itu terlihat suram. Semua lampu rumahnya dari lampu kuning. Bapaknya mampu beli lampu 5 watt saja. Yang penting rumah ada penerangan.
Seusai solat Magrib, Bu Kenik menyuruh Saroh makan. Ini momen yang paling ditunggu. Masakan ibunya yang selalu beragam membuatnya makan dengan lahap. Padahal oseng tahu tempe bumbu tomat. Kadang tumis kangkung dan lauk tempe tahu goreng pun sudah enak.
“Buk, Bapak di mana?” tanya Saroh pada Ibunya yang berada di sampingnya. Beliau sedang melipat baju yang pagi tadi selesai dijemur.
“Di dapur sedang ngerokok,” jawab Bu Kenik dengan kedua tangannya terampil melipat baju dengan cekatan.
“Lauknya enak, Buk,” ucap Saroh lagi dengan mulutnya yang mengunyah makanan. Dia mengangguk-angguk saking enaknya masakan ibunya itu. Dia tidak peduli perutnya kekenyangan dan dia tidak akan bilang kalau dirinya sudah makan sore tadi di rumah Yu Lik.
“Kalo makan jangan ngomong! ‘Gak ilok’ (pamali),” sentak Bu Kenik pada anak satu-satunya itu.
Glek!
Saroh menelan makanan yang dia kunyah dengan susah payah. Tiba-tiba, tenggorokannya terasa berat menelan makanannya. Dia langsung diam dan secepat mungkin menghabiskan makanannya. Sampai sendok dan piring berdentingan. Membuat Bu Kenik mengembuskan napasnya dengan kasar.
“Kalo makan jangan berisik! Kata orang dulu ngundang setan. Pelan-pelan kalo makan. Siapa yang mau minta makananmu? Ibuk Bapak udah makan,” gertak Bu Kenik lagi sambil mengelus dadanya. Sepertinya, kelakuan anak sulungnya ini dua kali lipat bandelnya.
Saroh hanya mengangguk saja. Dia tidak berani menjawab. Kan, katanya tidak boleh ngomong saat makan. Jadi, dia hanya mengangguk saja saat ibunya melarang.
“Makan diabiskan! Nanti ayammu mati. Jadi, hari raya gak akan masak kare ayam,” ujar Bu Kenik kembali. Matanya melirik anaknya makan yang sedang menyisihkan satu per satu butiran nasi yang ada di pinggiran piring kaca.
Saroh menelan makanan terakhirnya. Piringnya bersih dan tidak ada satu pun sisa nasi. Dia takut kalau ayamnya mati semua. Sayang, kan, kalau hari raya tidak makan kare ayam. Karena, makan lauk ayam nunggu hari raya tiba.
“Abis, Buk,” ucap Saroh pada ibunya.
“Taruh di dapur, nanti dicuci Ibuk sendiri,” titah Bu Kenik pada Saroh. Beliau berdiri mendekap lipatan baju dan akan meletakkannya di lemari pakaian di kamar tengah.
Sedangkan, Saroh berjalan pelan sambil melihat kanan kiri dan belakang. Dia takut ke dapur. Dapurnya yang luas dengan dinding terbuat dari anyaman bambu membuat keadaan dapur sangat menyeramkan dan gelap. Lampu kuning tidak dapat menerangi area dapur. Bagian pojok lumayan gelap. Ditambah beberapa baju orang tuanya khusus dipakai ke ladang diletakkan begitu saja pada sebatang bambu yang dijadikan jemuran. Bawah jemuran ada sepeda ontel milik bapaknya dulu saat dipakai kerja jauh ikut proyek. Sekarang menjadi tukang bangunan di daerah sini saja.
Saroh turun dari tangga yang hanya tiga buah dan dia memakai sandal jepit. Maklum, dapurnya masih berlantaikan tanah. Anak itu meletakkan piring ke bak kecil dan dia tidak lupa melirik bapaknya yang sangat menikmati rokok dengan secangkir kopi di meja bundar. Saroh pun mendekati bapaknya dengan takut. Dia ingin bertanya sesuatu yang sangat membuat benaknya penasaran.
Saroh duduk di ‘bayang’ (dudukan terbuat dari bambu). Dirinya menatap Bapaknya sekilas dan langsung mengajukan sebuah pertanyaan.
“Pak, kenapa pintu depan belum dibuka Ibuk?”
“Mau keluyuran lagi. Kan, tadi udah dimarahin Ibukmu.”
“Mboten (tidak), Pak. Itu Magrib, kan, udah dari tadi. Kok pintu depan belum dibuka.”
“Ibukmu lagi ngapain di dalem?”
“Lipat baju.”
“Udah tau gitu. Nanti juga dibuka Ibukmu. Pintu depan ditutup pas waktu ‘surup’.”
“Kenapa ditutup, Pak? Pintu rumah orang-orang juga ditutup.”
“Waktu ‘surup’ datang memang harus ditutup pintunya. ‘Surup’ itu waktu datangnya saat magrib. Liat senja di Barat, kan. Itu tandanya. Makanya anak kecil kayak kamu jangan suka keluyuran. Nanti disembunyikan setan. Waktu tersebut setan banyak yang ke luar dari sarangnya. Mau gak disembunyiin setan?”
“Gak, Pak!”
“Makanya Ibukmu ngomong itu didengarkan. Biar gak kena jewer lagi. Udah sering dijewer kok masih ‘ndablek’ (nakal).”
Pak Soleh nama orang tua Saroh. Laki-laki yang sangat bertanggung jawab dan tenang saat memberikan penjelasan. Saroh sangat dekat dengan Bapaknya dan dia sangat senang mendengar penjelasan Bapaknya. Ya, walaupun sedikit merasa bersalah, karena dirinya telah melanggar janjinya.
“Kalo kamu gak mau Ibukmu marah, turuti aja omongannya.”
Saroh mengangguk dan membenarkan perkataan Bapaknya. Namun, ada sedikit penolakan dalam hatinya. Dirinya sudah menuruti apa kata Ibunya, lalu yang dimau wanita yang melahirkannya itu apa lagi?
Bersambung
Pict by Pinterest
Edit by PicsArt
catatan harian saja
Apapun itu lebih baik ku curahkan ke blog harian ini.. daripada berlari tanpa arah. atau pergi tak kembali.
Bunker Kiamat Diborong Orang Kaya, Pakar: Sia-sia Saja
Jakarta –
Ketakutan akan perang nuklir ataupun bencana mengerikan membuat para orang kaya belakangan banyak berbondong-bondong membeli bunker. Namun demikian, pakar berpendapat ada masalah besar mengenai bunker semacam itu.
Tempat perlindungan semacam itu dinilai tidak lebih dari sekadar mekanisme pertahanan psikologis bagi orang kaya. Mereka ingin merasakan sedikit kendali di dunia yang tidak dapat diprediksi. Padahal dalam jangka panjang, bunker pun tidak dapat melindungi mereka.
Seperti dilaporkan Associated Press, bisnis bunker bernilai USD 137 juta tahun lalu dan diperkirakan tumbuh jadi USD 175 juta akhir dekade ini. Namun tempat perlindungan ini lebih banyak mengatasi kecemasan dari realitas akibat nuklir. Bagaimanapun, pemiliknya pada akhirnya tetap harus merangkak keluar dari bunker dan menghadapi situasi mengerikan di permukaan.
“Bunker sebenarnya bukan alat untuk bertahan hidup dari perang nuklir, tetapi alat untuk memungkinkan populasi secara psikologis menanggung kemungkinan perang nuklir,” jelas Alicia Sanders-Zakre dari International Campaign to Abolish Nuclear Weapons.
Radiasi setelah ledakan adalah imbas senjata nuklir yang sangat mengerikan. Bahkan mereka yang selamat takkan bisa lepas dari efek kesehatan yang berlangsung lama seperti yang terlihat di Chernobyl setelah reaktornya meleleh hampir 40 tahun silam. Dan itu belum memperhitungkan kelaparan, kehausan, dan hancurnya tatanan sosial.
“Pada akhirnya, satu-satunya solusi untuk melindungi populasi dari perang nuklir adalah dengan menghilangkan senjata nuklir,” tambahnya yang dikutip detikINET dari Futurism.
Terlepas dari janji-janji yang dilontarkan oleh perusahaan-perusahaan menghadapi kiamat, pakar nuklir Sam Lair mengatakan bahwa upaya semacam itu kemungkinan besar sia-sia.
“Bahkan jika di bencana nuklir mereka mungkin lebih dapat bertahan hidup, saya pikir akibatnya setelahnya akan lebih buruk daripada yang dipikirkan banyak orang,” kata Lair, peneliti di James Martin Center for Nonproliferation Studies.
Namun demikian, persiapan menghadapi kiamat kini sudah hal yang lumrah di Amerika Serikat dan juga di beberapa negara lain. Misalnya di Swiss, di mana tiap penduduk dijamin mendapat tempat di bunker jika terjadi perang nuklir, pemerintah menginvestasikan ratusan juta dolar untuk memperbarui sejumlah besar bunker peninggalan era Perang dingin.
Perang Saudara Amerika Dimulai, Pendukung Trump Pecah
Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan melanda para pendukung presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Hal ini disebabkan sejumlah isu terkait imigrasi.
Mengutip Newsweek, para pendukung Trump yang ada dalam kampanye Make America Great Again (MAGA) membidik Vivek Ramaswamy, mantan calon presiden Partai Republik dan calon wakil kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE). Ini karena ia mendukung wacana imigran ‘berketerampilan tinggi’ dari negara lain, melalui program visa H-1B.
“Alasan mengapa perusahaan teknologi papan atas sering mempekerjakan insinyur kelahiran luar negeri & generasi pertama daripada orang Amerika ‘asli’ bukanlah karena defisit IQ bawaan orang Amerika (penjelasan yang malas & salah),” tulisnya di X pada Kamis waktu setempat, dikutip Jumat (27/101/2024).
Ramaswamy, yang berasal dari India, menyebutkan bahwa hal ini merupakan sesuatu yang sangat baik bagi AS. Ia beralasan bahwa orang-orang yang pintar sebenarnya telah terlatih dari muda, sehingga pada saat memasuki usia dewasa, mereka dapat datang sebagai imigran yang matang untuk juga ikut membangun AS.
“Budaya Amerika kita telah memuja hal-hal yang biasa-biasa saja daripada hal yang luar biasa terlalu lama (setidaknya sejak tahun 90-an dan mungkin lebih lama). Itu tidak dimulai di perguruan tinggi, itu dimulai dari MUDA,” paparnya.
“Budaya yang merayakan ratu pesta prom daripada juara olimpiade matematika, atau atlet daripada siswa berprestasi, tidak akan menghasilkan insinyur terbaik. Jika Anda tumbuh dengan bercita-cita untuk menjadi normal, normal adalah apa yang akan Anda capai,” tambahnya.
Banyak imigran telah menyuarakan kekhawatiran tentang pemerintahan Trump yang kedua dan apakah presiden terpilih akan mencoba membatasi program visa H-1B seperti yang dilakukannya di akhir masa jabatan pertamanya.
Trump, serta banyak sekutunya yang anti-imigrasi, sebelumnya mengatakan bahwa mereka akan berupaya untuk memangkas program tersebut. Maka itu, tulisan Ramaswamy langsung menuai reaksi keras dari para pendukung Trump yang mendukung sikap keras presiden terpilih terhadap imigrasi.
Di antaranya adalah mantan Gubernur Carolina Selatan, Nikki Haley, yang menyebut harusnya pemerintah ke depan fokus dalam membina talenta masyarakat AS, bukan mendatangkan imigran.
Yang harus Anda lakukan adalah melihat perbatasan dan melihat berapa banyak yang menginginkan apa yang kita miliki. Kita harus berinvestasi dan memprioritaskan orang Amerika, bukan pekerja asing,” tuturnya.
Mike Cernovich, seorang tokoh media sayap kanan dan provokator yang sudah lama berkecimpung, juga ikut berkomentar. Menurutnya AS memiliki generasi gemilang yang juga punya potensi yang besar untuk memajukan negara
“Generasi Woodstock berhasil membangun kedirgantaraan, generasi sebelumnya pergi ke bulan, Amerika melakukannya dengan hebat,” tulisnya dalam balasan kepada Ramaswamy. “Yang mendasari postingan Anda adalah bahwa kita semua hidup dalam kesengsaraan hingga diselamatkan oleh H-1B. Lalu mengapa semua orang ingin datang ke sini?”
Yang lain di pihak kanan juga menyuarakan dukungan untuk membatasi pekerja asing memasuki negara tersebut. Menurut mereka, masih banyak talenta di AS yang masih dapat dimanfaatkan.
“Mengapa Amerika merekrut bakat asing daripada merekrut bakat sendiri di sini di dalam negeri?” tulis influencer sayap kanan terkemuka Jack Posobiec pada hari Selasa di X.
“Bayangkan berapa banyak lagi JD Vance di luar sana,” ujarnya.
waduh maga cipil war opera soap
kirain cuma di wakanda doank