

Yuk langsung aja, ini dia jajaran game seluler terbaru dan terbaik dari segala penjuru dunia, dari barat sampe timur, dari Tiongkok ke Jepang, dari Korea sampai ke… HP kalian masing-masing!
1. The Conjuring Coffin
2. Forest Spirit: Farm & Fight
3. Bear’s Barbecue House
4. Bunnysip Tale
5. Raising A Soul Eater
Kalau lo udah coba salah satunya, jangan lupa share pengalaman lo di mari. Atau punya rekomendasi lain? Gaskeun di bawah, kita bahas bareng!
Thanks and see you next thread GanSist.
Sesaat setelah dilantik, Presiden Amerika Serikat Donald Trump langsung memulai “Perang Dunia 3”. Namun PD kali ini tidak menggunakan senjata melainkan menggunakan komoditas alias perang dagang. Terbaru beliau memberlakukan tarif resiprokal kepada negara yang memberi defisit neraca perdagangan terhadap Amerika, termasuk negara dengan jumlah parkir liar terbesar di dunia yakni Indonesia. Bagaimana dampak OOT (Omon-Omon Trump) terhadap perekonomian nasional dan cara menyikapinya sebagai investor?
***
Simak dan ikuti perjalanan perusahaan investasi saya dan portofolionya di thread ini.
***
Sepertinya saya tidak berlebihan menyematkan skillkomunikasi Presiden Trump dengan predikat omon-omon. Bila Anda mengikuti beliau saat debat pilpres Amerika, bapak-bapak satu ini memang memiliki skillset untuk menjatuhkan lawan dengan keterangan hiperbola. Saat debat setiap kali menjawab pertanyaan dari moderator hampir selalu dibarengi dengan statement, “Biden (presiden sebelumnya) telah membawa Amerika ke dalam kondisi terburuknya sepanjang sejarah”.
Meski dengan skill omon-omon dan kampanye seperti itu, Pak Trump berhasil memenangkan Pilpres Amerika tanpa bansos apalagi endorsement dari presiden sebelumnya. Hebat bukan??
Setelah menjadi presiden, Presiden Trump membuat berbagai keputusan yang tidak biasa. Yang paling WHY adalah penunjukan Linda McMahon sebagai Menteri Pendidikan. FYI Linda McMahon adalah istri dari Vince McMahon yang juga founder dari WWE. Kebiasaan Omon-Omon Trump yang terdengar tajam namun blunderable juga masih dilanjutkan saat menjabat presiden. Terbukti ketika beliau menerapkan tarif impor kepada Mexico sebesar 25%. Padahal sebanyak 51% pasokan fresh fruit dan 69% pasokan fresh vegetables yang ada di Amerika diimpor dari negara asal Javier Chicharito Hernandez ini. Sebuah ujian bagi masyarakatnya yang vegetarian.
Setelah Mexico, Trump meluaskan tarifnya hingga ke negara lain yang memberikan defisit perdagangan ke Amerika, salah satunya Indonesia yang terkena tarif resiprokal sebesar 32%. Alhasil penerapan tarif tersebut menekan ekspor komoditas unggulan Indonesia seperti tekstil dan alas kaki dimana kedua sektor tersebut masuk dalam industri padat karya yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Tarif resiprokal tersebut juga memberikan sentimen negatif terhadap minat investor asing. Akibatnya IHSG terjun langsung sebesar 9% an sesaat setelah pembukaan pasar setelah libur lebaran yang menyebabkan trading haltselama 30 menit. Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika letoy ke level Rp 16.800/US$.
Memang masyarakat desa banyak yang tidak punya saham dan ketika beli sembako tidak pakai US$. Namun bagi kita yang belajar Ekonomi Makro kedua indikator diatas mencerminkan trust investor asing yang sedang menurun terhadap perekonomian nasional. IHSG/pasar saham adalah salah satu cerminan teraktual dari trust investor dan itu berlaku di seluruh negara di dunia yang memiliki stock exchange. Bila pemerintah tidak memperbaiki good governance nya maka penurunan IHSG akan lebih lama dari biasanya dan bila berlangsung terus menerus maka jangan berharap investor asing melakukan Foreign Direct Investment(FDI) ke Indonesia. Jika tidak ada FDI maka akan pengaruh ke nilai tukar mata uang dan ketersediaan lapangan kerja.
Kurs mata uang asing juga tak kalah penting, bahkan saya pernah baca suatu karya ilmiah yang menyatakan bahwa kurs mata uang asing adalah indikator paling sensitif dari perekonomian suatu negara. Bila kurs melemah maka harga-harga barang impor akan terkerek terlebih bila barang impor tersebut tidak ada substitusinya di dalam negeri.
“Lah, kalau kurs melemah bukannya eksportir cuan dari selisih lebihnya?”
Harapannya begitu, namun ingat tarif resiprokal dari Trump ke komoditas unggulan Indonesia bisa mempengaruhi harga dan melemahkan permintaan dari masyarakat Amerika. Pelemahan permintaan menggerus laba eksportir dan bila berlangsung terus menerus akan membebani neraca keuangan perusahaan. Keuangan yang terbebani membuat perusahaan melakukan efisiensi, termasuk melakukan PHK. PHK yang dilakukan perusahaan padat karya adalah ancaman bagi keberlangsungan perekonomian negara.
Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada menjadi pengangguran di negeri ini. Bila mau kerja lagi terbentur usia dan ketatnya persaingan. Mau buka usaha modalnya tak ada, kalaupun ada kena iuran ormas antah berantah. Coba jadi ojol komisinya kegencet aplikasi. Sepertinya yang tidak omon-omon hanya kemiskinan struktural.
SIKAP SEBAGAI INVESTOR
Walaupun investor asing kompak #kaburajadulu dari Indonesia bukan berarti kita ikut-ikutan juga. Kembali ke profil investasi masing-masing. Bagi investor yang agresif momen ini termasuk momen langka yang terakhir terjadi pas sebelum pandemi Covid-19. Ketika harga saham turun adalah momen emas untuk menambah kepemilikan saham dari perusahaan terbaik dengan harga super murah. Cash is The King yang berarti jika investor punya dana kas maka bisa memanfaatkan great saleyang terjadi di IHSG.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui orang yang suka omon-omon. Namun beda efeknya jika yang omon-omon adalah pejabat tinggi terlebih lagi presiden negara adidaya. Meski begitu saya mendapati sebuah fakta unik yaitu terlepas perbedaan kesejahteraan dan tingkat IQ masyarakat Amerika mempunyai kesamaan dengan masyarakat Indonesia yakni sama-sama memilih pemimpin yang WHY.
Dalam perkembangan geopolitik yang mengejutkan, citra satelit terbaru mengungkap bahwa Federasi Rusia telah memulai pengiriman jet tempur canggih SU-35 ke Aljazair. Langkah ini menjadi sorotan tajam mengingat Iran sebelumnya disebut sebagai negara yang paling berpotensi menerima pesawat siluman tersebut. Namun kenyataannya, Moskow tampaknya memilih mendahulukan Aljazair dalam rantai pasokan senjata canggihnya, mengirim sinyal yang kuat kepada Teheran mengenai arah prioritas strategis Kremlin.
Selama dua tahun terakhir, berbagai laporan menyebutkan bahwa Rusia telah menjalin kesepakatan penting dengan Iran untuk memasok jet tempur SU-35, sebagai bagian dari penguatan aliansi strategis antara kedua negara dalam menghadapi tekanan blok Barat. Pesawat-pesawat tersebut diyakini merupakan unit yang awalnya dialokasikan untuk Mesir, namun batal dikirim menyusul keputusan Kairo untuk membatalkan pembelian akibat tekanan sanksi dari Amerika Serikat berdasarkan Undang-Undang CAATSA (Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act).
Kini, berdasarkan analisis terhadap citra satelit oleh para peneliti dari International Institute for Strategic Studies (IISS), ditemukan bahwa pesawat-pesawat SU-35 tambahan yang saat ini berada di fasilitas produksi Rusia Timur Jauh telah diberi tanda Angkatan Udara Aljazair. Penandaan ini memperkuat indikasi bahwa unit-unit tersebut juga akan segera dikirim ke Aljazair, sekaligus menegaskan bahwa pengalihan prioritas dalam distribusi pesawat tempur Rusia memang sedang terjadi secara aktif.
Langkah ini mencerminkan dinamika baru dalam hubungan militer dan politik antara Rusia dengan negara-negara sekutunya. Bagi Iran, yang saat ini berada di tengah ketegangan keamanan regional — termasuk konflik yang melibatkan milisi dukungannya di Suriah, Lebanon, dan Yaman, serta konfrontasi terbuka dengan Israel — keterlambatan dalam menerima jet tempur SU-35 bisa dianggap sebagai pukulan strategis.
Beberapa pengamat menilai bahwa penundaan ini bukan hanya karena faktor logistik atau teknis, melainkan juga terkait dengan pertimbangan politik Rusia terhadap aliansi dan stabilitas jangka panjang di Afrika Utara. Aljazair, sebagai mitra pertahanan utama Rusia di kawasan tersebut, memiliki sejarah panjang pembelian senjata dari Moskow dan dianggap sebagai negara yang lebih “stabil” dalam konteks pengaruh internasional, dibandingkan Iran yang berada dalam tekanan geopolitik intensif.
Namun demikian, keputusan Rusia ini dapat membawa dampak besar terhadap kalkulasi pertahanan Iran. Keterlambatan pengiriman jet tempur generasi 4++ seperti SU-35 bisa memperlambat modernisasi kekuatan udara Iran yang saat ini masih sangat bergantung pada armada lama era Shah dan beberapa pesawat buatan Rusia dan China yang telah usang. Ketidakseimbangan ini menjadi semakin krusial di tengah ancaman serangan udara Israel dan ketegangan dengan Amerika Serikat di kawasan Teluk.
Sementara itu, dari perspektif Aljazair, akuisisi SU-35 memperkuat posisi militer negara tersebut sebagai salah satu kekuatan udara paling dominan di benua Afrika. Jet tempur SU-35 dikenal memiliki keunggulan dalam manuver, daya jangkau, serta kemampuan serangan udara-ke-udara dan udara-ke-darat yang mumpuni. Keberadaan pesawat ini di armada Angkatan Udara Aljazair diharapkan akan memberikan deterrence tambahan terhadap potensi ketegangan regional, terutama dengan Maroko dan negara-negara Afrika Barat yang bersinggungan dengan kepentingan Aljazair.
Rusia, dengan mengalihkan pesawat-pesawat ini ke Aljazair terlebih dahulu, mungkin sedang memainkan strategi jangka panjang dalam mempertahankan dominasi ekspor senjata dan pengaruh globalnya, terutama saat berada di bawah tekanan internasional akibat konflik di Ukraina.
Bagi Iran, pesan yang disampaikan tampak jelas: Rusia tetap menjadi mitra strategis, tetapi bukan tanpa kalkulasi. Di tengah dinamika Timur Tengah yang terus membara, ketergantungan Iran pada Rusia untuk modernisasi militer kini semakin diuji.
Referensi: Citra Satelit & Laporan IISS (International Institute for Strategic Studies)
Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah pebisnis Amerika Serikat (AS) mulai merasakan dampak nyata dari kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump. Meski ada jeda 90 hari untuk sebagian negara, kenaikan tarif tetap menekan banyak sektor, mulai dari mainan anak-anak hingga industri hiburan.
Dilansir Reuters, Minggu (13/4/2025), belasan pemilik bisnis menyampaikan tarif ini langsung meningkatkan biaya operasional. Kenaikan juga bahkan memaksa mereka membatalkan pesanan, menghentikan ekspansi, hingga menunda rekrutmen.
Produsen lip balm memperkirakan lonjakan harga pokok sebesar US$5 juta. Seorang pengusaha tempat konser yang melihat kenaikan harga mengejutkan sebesar US$140.000 untuk memasang kursi baru di gedung pertunjukan.
CEO Eco Lips, produsen produk kecantikan organik di Iowa, Steve Shriver, memperkirakan biaya produksinya akan melonjak US$5 juta dalam 12 bulan ke depan akibat tarif baru. Padahal, bahan utama perusahaannya seperti vanila, minyak kelapa, dan kakao tidak bisa diproduksi di dalam negeri.
“Kami berhadapan dengan ketidakpastian rantai pasok di masa depan,” ujar Shriver.
Perusahaannya membuat produk kesehatan dan kecantikan organik dengan bahan-bahan yang bersumber dari lebih dari 50 negara dan dijual di 40.000 toko di seluruh dunia. Perusahaan ini memiliki penjualan tahunan sekitar US$30 juta.
Ia bahkan telah mengirim surat ke 300 kliennya untuk mengabarkan adanya kenaikan harga dan keterlambatan pengiriman. Shriver juga bilang, jeda 90 hari tarif ini belum menjadi solusi permanen. “Ini bisa berubah dalam 10 hari lagi,” katanya.
Sementara itu, pemilik toko mainan Into the Wind di Colorado, Paul Kusler, mengeluhkan tarif 145% untuk produk dari China. Hampir seluruh barang dagangannya, mulai dari layang-layang hingga boneka, berasal dari China.
“Tarif ini mengancam bisnis kami secara serius,” kata Kusler.
Ia mencatat kenaikan harga 7%-10% untuk barang-barang yang sudah diterima di tokonya, dan memperkirakan permintaan konsumen akan terus menurun karena kekhawatiran atas inflasi bahan pokok.
Sementara itu, pemilik Simplified di Florida yang menjual planner kantor mewah untuk wanita, Emily Ley, mengaku telah membayar lebih dari US$1 juta dalam pajak perdagangan sejak tarif China pertama kali diterapkan pada 2017. Dengan tarif baru, Ley memperkirakan jumlah itu akan bertambah dalam 12 bulan ke depan.
“Kami sedang berjuang. Ini bisa membuat kami gulung tikar,” ungkapnya.
Saat ini, Ley yang tengah menggugat pemerintah AS, menyatakan, pajak tersebut melanggar konstitusi.
Dampak tarif juga dirasakan Direktur Eksekutif Newman Center for the Performing Arts di University of Denver, Aisha Ahmad-Post. Ia memesan 971 kursi baru dari Kanada seharga lebih dari US$560.000.
Namun, setelah pengumuman tarif, harga proyeknya melonjak US$140.000 karena beban pajak tambahan 25%.
“Kursi-kursi itu sudah dalam produksi. Kami tidak bisa mengubah vendor begitu saja,” kata dia. Kini, Ahmad-Post harus mencari cara untuk menutupi biaya tambahan tersebut di tengah upaya lembaga untuk memulihkan dana darurat pascapandemi Covid-19.
hyperinflasi
Jenama penyimpanan makanan dan minuman Tupperware secara resmi menghentikan aktivitas bisnisnya di Indonesia setelah selama 33 tahun perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut berbisnis di Tanah Air.
“Tiga puluh tiga tahun bukanlah waktu yang singkat. Dalam kurun waktu itu, Tupperware telah menjadi bagian dari dapur, meja makan, dan momen berharga keluarga Indonesia,” ungkap manajemen seperti yang tertulis di unggahan Instagram resmi Tupperware Indonesia yang dikutip di Jakarta, Minggu (13/4/2025), dikutip dari Antara.
Dalam unggahan tersebut, perusahaan menyatakan alasan penghentian bisnis di Indonesia merupakan keputusan induk perusahaan yang telah memutuskan untuk menghentikan aktivitas di sebagian besar negara.
“Keputusan ini adalah bagian dari langkah global perusahaan,” tulis Tupperware.
Adapun penghentian operasional bisnis tersebut sudah dilakukan sejak 31 Januari 2025.
Selanjutnya, Tupperware menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Indonesia karena sudah menjadi bagian dari perjalanan bisnis perusahaan.
“Kenangan selama 33 tahun ini akan selalu menjadi bagian dari cerita indah kami. Terima kasih telah menjadikan Tupperware lebih dari sekedar produk, anda telah membuatnya menjadi bagian dari keluarga, momen, dan cerita yang penuh makna,” ujar Tupperware.
Diinformasikan sebelumnya induk perusahaan Tupperware di AS sudah mengajukan kepailitan pada September 2024. Pengajuan pailit ini dilakukan pihak manajemen karena terus mengalami kerugian.