JAKARTA, KOMPAS.com – Selain tunjangan hari raya (THR), para pengemudi ojek online (ojol) juga berharap bisa mendapatkan jaminan kecelakaan dan hari tua.
“Jaminan laka lantas, Itu sangat perlu. Paling enggak prosesnya enggak diribetin buat claim dan jumlahnya minimum Rp 20.000.000,” ujar salah seorang pengemudi bernama Eko Novial (32) saat diwawancarai Kompas.com di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (11/3/2025).
Menurut Eko, jaminan kecelakaan sangat penting bagi pengemudi ojol yang setiap hari bekerja di lapangan penuh dengan risiko.
Baca juga : Driver Berharap Besaran THR Ojol Minimal Rp 3
Hal ini, kata Eko, perlu berlaku bagi ojol yang setiap harinya berlalu lalang di wilayah Jakarta Utara.
“Di Pluit dan Tanjung Priok apa lagi truk-truk gede,” sambung Eko.
Eko menilai, dengan adanya jaminan, maka itu bisa membantu keluarga dari pengemudi ojol yang meninggal akibat kecelakaan.
“Untuk membantu proses pemakaman dan memberi makan orang-orang pengajian sampai tujuh hari,” terang Eko. Harapan yang sama dengan Eko juga dilontarkan pengemudi ojol lain bernama Taufiq Rachmad (29).
“Ada jaminan kecelakaan, sama hari tua si lebih bagus,” tutur Taufiq saat ditemui di Koja, Jakarta Utara, Selasa.
Menurut Taufiq, dengan adanya jaminan hari tua, itu bisa membuat pengemudi ojol yang sudah lanjut usia dan tidak lagi dapat bekerja dapat mencairkan dana jaminan tersebut untuk modal usaha lainnya.
Selain itu, Taufiq juga berharap agar ke depannya ada jaminan kesehatan untuk para pengemudi ojol.
“Sama (jaminan) kesehatan untuk para driver juga,” ucap Taufiq.
Sebelumnya…
JAKARTA, KOMPAS.com– Pengemudi ojek online (ojol) berharap bisa mendapat tunjangan hari raya (THR) Rp 3 juta dari aplikator
“Minimal (besaran THR Ojol) Rp 3 juta, karena kalau dihitung per hari, sama aja kaya sehari Rp 100.000,” ujar pengemudi ojol bernama Rahmat (33) saat ditemui di Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa (11/3/202t5).
Sementara ojol lain bernama Taufiq Rachmad (29) tak berharap nominal THR yang didapatkan terlalu besar.
“Enggak mengharapkan banyak, yang penting ada. Kan lumayan buat tambah-tambahan,” ucap Taufiq.
Namun, Taufiq menilai besaran THR ojol yang layak sekitar Rp 1 juta hingga Rp 3 juta.
Sedangkan pengemudi lain bernama Eko Novian (33) berharap, besaran THR ojol dari aplikator disesuaikan dengan umur.
Pasalnya, para pengemudi yang lanjut usia (lansia) paling membutuhkan THR ojol dengan nominal yang lebih besar. “Dihitung berdasarkan usia sih.
Misal, 50 tahun ke atas Rp 1 juta, 40 tahun ke bawah Rp 500.000 cukup. 30 tahun ke bawah Rp 300.000 atau Rp 200.000 cukup,” kata Eko.
Pemberian THR ojol berdasarkan usia dinilai bisa meringankan aplikator dibanding harus memberikan dengan nominal yang rata.
Sebab, ada ratusan ribu pengemudi yang harus diberikan THR ojol. Pengemudi ojol lainnya Nuraini (40), mengaku tak bisa menargetkan berapa besaran THR ojol yang ingin diterima.
“Kalau itu sih enggak bisa ditargetin atau sesuai harapan, karena biar gimana pun di bidang jasa yang penghasilan per bulannya pun enggak menentu,” kata Nuraini saat ditemui di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Namun, dia berharap besaran THR ojol yang didapatkan sama rata, agar tidak ada kecemburuan sosial.
“Kalau itu sih tergantung kebijakan yang di atas aja sih sebenarnya. Tapi, mungkin biar enggak ada kecemburuan sosial mungkin disama ratakan saja,” pungkas Nuraini.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Prabowo Subianto mengimbau agar perusahaan penyedia jasa ojek daring/online (ojol) memberikan tunjangan hari raya (THR) Idul Fitri 1446 Hijriah/2025 Masehi kepada mitra pengemudi.
Imbauan ini disampaikan Prabowo di hadapan sejumlah pengemudi ojek online, CEO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Patrick Walujo, dan CEO Grab Anthony Tan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (10/3/2025).
THR ojol harus berupa uang tunai. Adapun besaran THR ojol disesuaikan dengan keaktifan kerja para pengemudi.
