Pada acara Indo Defence 2025, antara Indonesia dan Turki telah ditandatangani MoU alias Memorandum of Understanding, untuk pembelian jet tempur Kaan sebanyak 48 unit. Informasi tersebut pun langsung diposting di akun X Presiden Erdogan pada 11 Juni 2025 lalu. Dalam postingannya, di memuji Prabowo yang ikut berkontribusi dalam proses kesepakatan 48 unit tersebut.
Selanjutnya berbagai media dari dalam dan luar negeri juga ikut memberitakannya Gan, tapi jangan senang dulu. Karena MoU ini tidak bisa disamakan dengan kontrak pembelian. Jadi, sebenarnya Indonesia belum secara resmi membeli Kaan. MoU hanya sebatas kesepakatan pra-perjanjian, dalam kontrak sebenarnya kelak, jumlah yang dibeli mungkin bukan 48 unit.
Salah satu pejabat Kemhan RI mengatakan bahwa, pembelian Kaan adalah rencana jangka panjang. Mengutip artikel Jawa Pos, dalam keterangan kepada awak media pada 12 Juni 2025; Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Donny Ermawan Taufanto menyebut pengadaan pesawat tempur Kaan masih rencana jangka panjang. Sehingga pengadaannya tidak langsung dilakukan sekarang.
Hal itu dia tegaskan meski ada informasi ada pembelian pesawat tempur Kaan sebanyak 48 unit. ”Itu kan masih dalam perencanaan, masih belum (sampai ke pembelian), ke depan masih jangka panjang,”ujar Wamenhan kepada awak media.
Meski baru sebatas MoU, media Turki, yakni Anadolu Agency, menyebut jika kontrak 48 unit Kaan senilai US$10 miliar atau setara Rp 162 triliun. Pesawat akan dikirimkan selama 10 tahun dan memakai mesin buatan Turki.
Media dan manufaktur pesawat menyebut Kaan sebagai pesawat tempur generasi kelima. Meski beberapa media militer Barat menyebutnya sebagai jet tempur generasi 4.5. Dan kini sudah ada 20 pesanan dari Angkatan Udara Turki yang dikirim sampai tahun 2028.
Saat ini Kaan masih memakai mesin General Electric F110 buatan Amerika. Pada 2030, rencananya akan dipasang mesin buatan dalam negeri. Untuk penerbangan pertama Kaan dilakukan pada 2024 lalu. Pakistan dikabarkan bakal bergabung dengan program Kaan, tapi sampai sekarang belum ada kelanjutan atas bergabungnya negara tersebut.
Parahnya banyak media mainstrem Indonesia yang memberitakan pengadaan jet tempur Kaan ini Gan dengan judul bombastis, padahal MoU itu bukan berarti Indonesia akan segera membeli Kaan. Dan sudah dikonfirmasi sendiri oleh Kementerian Pertahanan RI, terkait pembelian Kaan baru sebatas wacana jangka panjang. Meski media Turki menyebut akan ada pembelian, selama kontrak efektiv belum ada, tentu mereka tidak boleh mengklaim hal tersebut.
Setelah tanda tangan MoU, biasanya akan dilanjutkan dengan pembayaran DP kepada pihak manufaktur pesawat. Tahap ini disebut sebagai kontrak efektiv. Setelah ada pembayaran uang muka, pihak manufaktur akan menyiapkan jalur produksi pesawat. Saat pembayaran uang muka ini juga akan diberi informasi mengenai berapa banyak pesawat yang dipesan. Jadi, selama masih MoU dan belum ada kontrak efektiv berlaku, mending kita nggak usah banyak gaya

Referensi Tulisan: Jawa Pos& Anadolu Agency
Sumber Foto: sudah tertera